Welcome
Senin, 22 Februari 2010
BAB. II Manusia dan Kebudayaan
Ada 2 pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, diantaranya :
1). Manusia itu terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad : Badan kasar manusia yang Nampak pada luarnya, dapat diraba, difoto, dan menempati ruang & waktu.
b. Hayat : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. nafs : kesadaran tentang diri sendiri.
2). Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur, yaitu :
a. Id : struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni , atau energy psikis yang menunjukkan cirri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconscious).
b. Ego : struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam sluran social yang dapat dimengertioleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia 1 dan 2 tahun.
c. Superego : struktur kepribadian yang muncul kira-kira pada usia 5 tahun yang merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua
B. Hakekat Manusia
a). Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkret tapi tidak abadi. Jiwa terdapat di dalam tubuh, tidak dapat dilihat dan diraba, sifatnya abstrak, tapi abadi. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia.sebgai penggerak dan sumber kehidupan.
b). Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan IPTEK. Selanjutnya, dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia ada 2 macam, yaitu perasaan inderawi (rangasangan jasmani melalui pancaindera, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang) dan perasaan rohani (perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia), misalnya :
1. Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan.
3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berjenaan denagn kebaikan.
4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
5. Perasaan social, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6. Perasaan religious, yaitu perasaan yang berkenaan denang agama/kepercayaan.
c). Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
Manusia sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi/faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, dsb. Sebagai makhluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi-segi : kemasyarkatan, kekerabatan, psikologi social, kesenian, ekonomi, dsb.
d). Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan linkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subjek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Francis L.K Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk social budaya itu mengandung 8 daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
No. 0 : linkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak di luar masyarakat dan Negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
No. 1 : lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung langsung terhadap terhadap kehoidupan sehari-hari.
No. 2 : lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap saying dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
No. 3 : lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bias dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar ole kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
No. 4 : kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious), lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu-individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.
No. 5 : kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious), lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya.
No. 6 dan 7 : daerah tak sadar dan sub sadar, berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang tekah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.
D. Pengertian Kebudayaan
2 orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Deternism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa Sansekerta berasal dari kata budhayah = budi/akal. Dalam bahasa Latin, kebudayaan berasal dari kata colere = mengolah tanah. Jadi, kebudayaan secara umum adalah “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”.
Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan system nilai dan gagasan utam (vital), yang terwujud dalam 3 sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu system ideology, system social dan system teknologi. Sistem ideologymeliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hokum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk system social dan berupa interpretasi operasional dari system nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat. Sistem social meliputi hubungan dan kegiatan social di dalam masyarakat. Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaanya, sesuai dengan nilai budaya yang berlaku.
E. Unsur-Unsur Kebudayaan
Melville J. Herkovits mengatakan bahwa ada 4 unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi , system ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan, Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsure-unsur itu terdiri system norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga-lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan. Lalu menurut C. Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan universal, yaitu :
1. Sistem Religi ( system kepercayaan)
2. Sistem Organisasi kemasyarakatan
3. Sistem Pengetahuan
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Masalah dasar dalam hidup kita Orientasi Nilai Budaya
Hakekat hidup (MH) Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidupnya jadi baik
Hakekat karya (MK) Karya itu untuk nafkah hidup Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dsb Karya itu untuk menambah karya
Persepsi manusia tentang waktu (MW) Orientasi ke masa depan Orientasi ke masa lalu Orientasi ke masa depan
Pandangan manusia terhadap alam (MA) Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam Manusia berhasrat menguasai alam
Hakekat hubungan antara manusia dengan sesamanya (MM) Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan pada sesamanya (berjiwa gotong royong) Orientasi vertical, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat Individualisme menilai tinggi usaha kekuatan sendiri
BAB. I : Tinjauan tentang Ilmu Budaya Dasar
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, kebudayaan, dan verbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ina perlu karena dirasakan kekurangan pada system pendidikan, baik tingkat menengah maupun pada tingkat perguruan tinggi.
Jadi secara singkat dapatlah dikatakan setelah mendapat mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memperlihatkan :
1. Minat kebiasaan menyelidiki apa yang terjaid di sekitar nya dan di lingkungan luar.
2. Kesadaran akan pola – pola yang dianutnya
3. Keraelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai – nilai yang dianutnya
4. keberanian moral untuk mepertahanakan nilai – nilai yang dirasanya sudah dapat dipertanggung jawabkan.
Latar belakang diberikannya mata kuliah ilmu budaya dasar yang tidak haya malihat dalam konteks pandidikan tinggi tetapi juga dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya
B. Ilmu Budaya Dasar sebagai Bagian Mata Kuliah Dasar Umum
Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu komponen dari sejumlah Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi, baik yang bersifat eksakta maupun non eksakta.
Jadi, pendidikan umum yang menitikberatkan pada usha mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dengan mata kuliah Bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang atau disiplin ilmunya.
C. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”.
Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ), bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semestak
2. Ilmu-ilmu social (social scince), bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia.
3. Pengetahuan budaya ( the humanities ), bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.
D. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
E. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1. Manusia dan cinta kasih
2. Manusia dan Keindahan
3. Manusia dan Penderitaan
4. Manusia dan Keadilan
5. Manusia dan Pandangan hidup
6. Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7. Manusia dan kegelisahan
8. Manusia dan harapan
Sabtu, 13 Februari 2010
HUKNAH
HUKNAH RENDAH
A. Pengertian
Adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon dessendens melalui anus dengan menggunakan kanula rektal. Kanul masuk 10-15 cm ke dalam rektal dengan ketinggian irigator 50 cm dengan posisi sims kiri.
B. Tujuan
1. Merangsang peristaltik usus, sehingga pasien dapat buang air besar karena kesulitan untuk defekasi (obstipasi konstipasi)
2. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi
3. Sebagai tindakan pengobatan
C. Indikasi
1. Pasien yang obstipasi
2. pasien yang akan di operasi
3. Persiapan tindakan diagnostika misalnya ( Pemeriksaan radiologi )
4. Pasien dengan melena
D. Persiapan
1. Persiapan pasien
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
d. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
e. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
f. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
g. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
h. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
i. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
j. Pasien disiapkan dalam posisi tidur miring ke kiri (posisi sim)
2. Persiapan alat
a. Sarung tangan bersih
b. Selimut mandi atau kain penutup
c. Perlak dan pengalas bokong
d. Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
e. Cairan hangat sesuai kebutuhan (misalnya cairan Nacl, air sabun, air biasa)
f. Bengkok
g. Pelicin (vaselin, sylokain, Jelly 2% /pelumas larut dalam air
h. Tiang penggantung irigator
i. Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet
E. Prosedur
1. Pintu ditutup/pasang sampiran
2. Mencuci tangan
3. Perawat berdiri di sebelah kanan klien dan pasang sarung tangan
4. Pasang perlak dan pengalas
5. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan
6. Atur posisi klien sim kiri
7. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
8. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
9. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien
10. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok
11. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
12. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan
13. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok
14. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar
15. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot dibokong klien.
16. Klien dirapihkan
17. Alat dirapikan kembali
18. Mencuci tangan
19. Melaksanakan dokumentasi :
a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
b. Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
HUKNAH TINGGI
A. Pengertian
Adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon assendens melalui anus dengan menggunakan kanula rekti. Kanul masuk 15-20 cm ke dalam rektal dengan ketinggian irigator 30 cm dengan posisi sims kanan
B. Tujuan
1. Membantu mengeluarkan fesces akibat konstipasi
2. Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik
C. Persiapan
1. Persiapan pasien
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
d. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
e. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
f. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
g. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
h. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
i. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
j. Pasien disiapkan dalam posisi tidur miring ke kiri (posisi sim)
2. Persiapan alat
a. Sarung tangan bersih
b. Selimut mandi atau kain penutup
c. Perlak dan pengalas bokong
d. Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
e. Cairan hangat sesuai kebutuhan (misalnya cairan Nacl, air sabun, air biasa)
Air hangat :
1. Bayi : 150 – 250 cc
2. Anak : 250 – 350 cc
3. Usia sekolah : 300 – 500 cc
4. Remaja : 500 – 700 cc
5. Dewasa : Huknah rendah 700-1000 ml
f. Bengkok
g. Pelicin (vaselin, sylokain, Jelly 2% /pelumas larut dalam air
h. Tiang penggantung irigator
i. Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet
D. Prosedur
1. Pintu ditutup/pasang sampiran
2. Mencuci tangan
3. Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung tangan
4. Pasang perlak dan pengalas
5. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan
6. Atur posisi klien sim kiri
7. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
8. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
9. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien
10. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok
11. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
12. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan
13. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok
14. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar
15. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot dibokong klien.
16. Klien dirapihkan
17. alat dirapihkan kembali
18. Mencuci tangan
19. Melaksanakan dokumentasi :
a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
b. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien