LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation ( penguatan cahaya dengan stimulasi emisi radiasi ). Selanjutnya kata LASER menjadi suatu kata yang baku, laser. Untuk mengetahui laser lebih lanjut, perhatikan persamaan berikut: Hf = E2 – E1 Jika elektron secara spontan meluruh, berubah dari suatu keadaan menjadi keadaan lain, elektron tersebut memancarkan foton dengan energi sebesar persamaan diatas. Proses ini disbut emisi spontan.
Transisi dari suatu keadaan ke keadaan lainnya bisa dihalangi, dalam hal ini adalah fotonnya. Dengan kata lain, energi foton h dapat menghalangi transfer elektron dari keadaan 1 ke keadaan 2 menghasilkan foton lainnya dengan energi hf = E1-E 2. Ini disebut pemancaran terangsang (stimulated emmission ), yaitu proses yang menghasilkan dua foton berenergi hf. Lebih jauh, kedua foton ini akan terfase. Jadi, laser yang ideal terbentuk dari suatu kumpulan foton berfrekuensi tepat sama dan semua foton tersebut terfase.
Sifat yang terjadi akibat kesamaan frekuensi adalah monokromatisme dan sifat yang terjadi akibat kesamaan fase adalah koherensi. Jadi syarat terbentuknya laser adalah sumber cahaya yang monokromatis dan koheren. Namun kenyataannya laser tidaklah monokromatik murni ataupun koheren murni. Meskipun demikian, ketika mengarakterisasikan sistem laser yang sebenarnya, secara umum diasumsikan bahwa sinar laser pada awalnya adalah terfase, dan inkoherensi laser timbul karena sifat monokromatis yang jelek dari sumber. Jadi sebenarnya koherensi dan monokromatisme secara umum digunakan untuk mengukur parameter yang sama.
Udara kaca
Kebanyakan laser dirancang dengan tiga elemen penting, media tambahan (gain media), sumber pemompa (pumping source), dan lubang resonansi (resonant cavity). Gain media adalah keadaan energi yang berperan dalam perangsangan pancaran, pumping source menyediakan energi untuk melengkapi keadaan-keadaan sehingga perangsangan keadaan dapat terjadi, dan resonant cavity menyediakan jalur untuk foton.Dalam praktikum kali ini kita menggunakan laser Helium Neon (HeNe). Laser HeNe ini adalah laser dengan biaya yang rendah, ukurannya kecil, usia penggunaannya panjang (sekitar 50.000 jam operasi), dan sinarnya berkualitas tinggi.
Laser ini menghasilkan beberapa miliwatt daya keluaran, dan lazim digunakan dalam panjang gelombang sekitar merah (633 nm). Laser HeNe adalah peralatan bertegangan tinggi berarus rendah dalam pijaran tak normal pada discharge region. Lecutan arus hanya beberapa miliampere, dan tegangan tabung discharge berkisar antara beberapa ratus volt sampai beberapa kiloVolt. Laser HeNe berbentuk gelas dengan katoda oksida-alumunium dingin sebagai emitter elektron. Citra yang terbatas pada usia operasionalnya adalah degenerasi pada katoda disebabkan oleh erosi pada oksida pelapis atas percikan alumunium. Usia tabung adalah fungsi dari diameter
tabung. Diameter luas tabung secara tipikal memiliki waktu hidup 40.000 jam operasional, tabung dengan diameter lebih kecil secara tipikal berumur 10.000 jam
MANFAAT LASER
Berikut beberapa manfaat laser bagi anak-anak, seperti dituturkan Nora:
1. Menghapus Kelainan Tanda Lahir
Tanda lahir yang dimaksud antara lain hemangioma atau bercak merah pada kulit yang disebabkan pembesaran pembuluh darah. Hemangioma merupakan kelainan bawaan yang umumnya melebar dan tampak menimbul di permukaan kulit. Secara medis biasanya tidak terlalu berbahaya, tapi dari sisi kosmetik, hemangioma terutama yang terjadi di bagian tubuh yang terlihat, seperti wajah dan tangan, akan sangat mengganggu penampilan. Dikhawatirkan anak akan merasa rendah diri karena hemangioma ini.
Namun, sebelum akhirnya dilakukan tindakan laser, akan ada observasi selama beberapa tahun. Alasannya, hemangioma bisa mengecil dengan sendirinya sehingga tidak perlu dilakukan tindakan medis apa pun, termasuk tindakan pelaseran. Namun ada pula yang menetap dan bahkan malah membesar. Nah, observasi diperlukan untuk memastikan perkembangan kelainan tanda lahir tersebut. Bila ternyata menetap atau membesar, tindakan laser akan dilakukan ketika usia anak 7 tahun. Angka ini bukan patokan yang pasti, tapi di usia ini umumnya hemangioma sudah bisa dilihat lebih jelas apakah tumbuh membesar, menetap, atau mengecil.
2. Khitan/Sirkumsisi
Saat ini sirkumisi dapat dilakukan dengan sinar laser (tepatnya laser CO2). Kelebihan- nya, proses operasi lebih cepat, perdarahan tidak ada atau sangat sedikit, penyembuhan cepat, rasa sakit setelah operasi minimal, aman, dan hasil secara estetik lebih baik. Proses khitan dengan memanfaatkan sinar laser biasanya hanya membutuhkan waktu 10-15 menit.
3. Mata
Sinar laser bisa digunakan untuk melakukan koreksi pada mata minus, salah satunya dengan cara operasi lasik. Namun sama dengan yang lainnya, tindakan laser untuk koreksi mata minus hanya dilakukan dalam keadaan mendesak. Bila koreksi masih dapat ditunda maka sebaiknya dilakukan saat anak sudah tumbuh remaja bahkan dewasa. Pertimbangannya, penambahan minus selama masa kanak-kanak masih akan terus berlangsung. Dengan begitu, koreksi yang terlalu dini tidak akan menyelesaikan masalah karena kemungkinan anak masih memerlukan penanganan kembali kelak.
4. Pembengkakan Jaringan Lunak
Laser pun bisa digunakan untuk mengatasi pembengkakan atau meminimalkan jaringan lunak pada hidung atau telinga anak. Misalnya, pembengkakan pada hidung akibat sinusitis. Penggunaannya bisa sangat efektif karena kesembuhan setelah operasi bisa berlangsung lebih cepat.
5. Mengeringkan Tambalan Gigi
Agar tambalan gigi lebih kuat dan awet maka tambalan harus cepat kering. Untuk mempercepatnya, dokter biasanya akan menggunakan sinar laser. Aplikasi ini baik bila dilakukan pada anak 8-12 tahun atau ketika gigi tetap harus ditambal. Gigi tetap akan digunakan hingga si anak dewasa. Oleh karena itu, bila berlubang harus ditambal dengan baik karena tidak ada gantinya.
6. Tumor
Tindakan laser umumnya juga digunakan dalam pengangkatan tumor jinak, seperti untuk menghilangkan bintil-bintil pada kulit. Namun, kasus seperti ini sangat jarang terjadi pada anak. Kalaupun bintil-bintil timbul pada usia belia, tindakan penyinaran tetap akan ditunda, kecuali bila penyakit yang diderita anak sudah begitu membahayakan. Umpamanya, mengidap tumor ganas yang dapat membawa risiko kematian. "Itu pun kalau orang tua memilih operasi dengan sinar laser. Soalnya dengan tindakan pembedahan pun bisa saja pengangkatan tumor dilakukan," tambah Nora.
7. Dalam Ilmu Kedokteran
Sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang,gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien.
Biasanya,masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’.Selain bermanfaat,sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya,misalnya kanker.Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan.
KELEBIHAN LASER
Berdasarkan keterangan Nora, inilah beberapa kelebihan teknologi laser dalam dunia kedokteran:
* Lebih Efektif
Laser dapat mengobati kelainan-kelainan yang tidak mungkin dilakukan oleh tindakan operasi, misalnya mengatasi hemangioma yang cukup lebar. Operasi dengan pisau bedah akan merusak jaringan yang cukup luas sehingga menyulitkan dokter untuk menjahitnya kembali. Dengan tindakan laser, hal itu dapat dihindari karena jaringan pembuluh darah yang dirusak hanyalah bagian-bagian yang tidak diinginkan atau tanpa menciutkan dan merusak jaringan serta pembuluh darah lain. "Jadi penanganannya lebih fokus karena hanya mengenai target yang diinginkan," tandas Nora.
* Lebih Cepat Normal
Meski tindakan laser memungkinkan terjadinya kerusakan pada jaringan lain, tetapi kerusakan pascalaser atau bekas lukanya bisa diminimalkan. Sementara tindakan pembedahan umumnya akan mengakibatkan kerusakan lebih luas yang akan memperlambat proses penyembuhan.
KEKURANGAN LASER
Meskipun ada kelebihannya, laser pun memiliki kekurangan:
* Penyinaran dengan laser biasanya tidak bisa dilakukan hanya sekali melainkan berulang kali. Padahal biaya untuk sekali penyinaran relatif mahal. Penentuan jumlah tindakan ini sifatnya sangat individual tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahannya. Hal ini baru diketahui setelah dilakukan observasi.
* Efek samping penggunaan laser yang sering dilaporkan adalah munculnya rasa panas setelah dilakukan penyinaran. Hal ini disebabkan karena paparan sinar laser yang terserap ke jaringan tubuh akan diubah menjadi energi panas sehingga timbul perasaan panas. Namun, hal ini bisa diatasi dengan keakuratan penyinaran. Untuk itulah penyinaran laser harus dilakukan oleh ahli terlatih. Misalnya oleh dokter yang memang sudah mendalami penggunaan teknologi laser. "Penggunaan laser harus sesuai dengan jenis kelainan, kekuatan laser, dan lama pajanannya. Bila keliru maka efek samping bisa saja muncul," tambah Nora.
* Tindakan laser membutuhkan syarat tertentu. Misalnya, di ruang penyinaran sebaiknya tidak terdapat alkohol dan produk lain yang mengandung alkohol seperti hair spray, minyak wangi, antiseptik, atau lainnya. Untuk itu baik dokter, pasien, maupun orang tua pasien, sebaiknya bersih dari bahan-bahan tersebut. Bila sinar laser ini memantul, tak mustahil akan membakar benda atau bagian-bagian yang mengandung alkohol.
Welcome
Gue bersyukur jika isi Blog ini bisa memberikan manfaat buat kwan2 semua ..
Kamis, 17 Desember 2009
MANFAAT SINAR X
Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien.
Biasanya, masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’. Selain bermanfaat, sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya, misalnya kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan
KERUGIAN SINAR X
Setelah Roentgen memperlihatkan hasil pemotretan dengan sinar-X terhadap tangan istrinya yang memakai cincin, dimana pada gambar tersebut terlihat dengan jelas ruas-ruas tulang jari tangannya, maka manusia mulai menyadari akan manfaat besar yang dapat diperoleh dari pemenuan radiasi pengion tadi. Pemanfaatan radiasi pengion dalam bidang kedokteran, terutama sinar-X, berkembang pesat beberapa saat setelah penemuan radiasi tersebut. Penguasaan pengetahuan mengenai radiasi pengion oleh umat manusia yang terus meningkat dari waktu ke waktu juga memungkinkan dimanfaatkannya radiasi tersebut dalam berbagai bidang kegiatan di luar kedokteran, di samping pemanfaatan-nya di dalam bidang kedokteran sendiri juga terus mengalami peningkatan.
Beberapa efek merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapari sinar-X dan gamma segera teramati beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut [1]. Efek merugikan tersebut berupa kerontokan rambut dan kerusakan kulit. Pada tahun 1897 di Amerika Serikat dilaporkan adanya 69 kasus kerusakan kulit yang disebabkan oleh sinar-X, sedang pada tahun 1902 angka yang dilaporkan meningkat menjadi 170 kasus. Pada tahun 1911 di Jerman juga dilaporkan adanya 94 kasus tumor yang disebabkan oleh sinar-X. Meskipun beberapa efek merugikan dari sinar-X dan gamma telah teramati, namun upaya perlindungan terhadap bahaya penyinaran sinar-X dan gamma belum terfikirkan. Marie Curie, penemu bahan radioaktif Po dan Ra meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh leukemia. Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena seringnya beliau berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif.
KEGUNAAN SINAR X
Perubatan
• Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat keadaan organ-organ dalam badan.
• Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser. Kaedah ini dikenal sebagai radioterapi.
Perindustrian
Dalam bidang perindustrian, sinar-X boleh digunakan untuk
• mengesan kecacatan dalam struktur binaan atau bahagian-bahagian dalam mesin dan enjin.
• menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan dandang tekanan tinggi.
• memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
Penyelidikan
• Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom dalam suatu bahan hablur.
Kegunaan Am
• Sinar-X digunakan untuk mengesahkan sama ada suatu lukisan atau objek seni purba itu benar atau tiruan.
• Di lapangan kapal terbang, sinar-X lembut digunakan untuk memeriksa barang-barang dan beg penumpang.
Kesan Sinar-X
Walaupun sinar-X sangat berguna kepada manusia, tetapi pendedahan secara berlebihan kepada sinar-X mungkin menyebabkan
• pemusnahan sel-sel dalam badan.
• perubahan struktur genetik suatu sel.
• penyakit kanser barah.
• kesan-kesan buruk seperti rambut gugur, kulit menjadi merah dan berbisul.
Biasanya, masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’. Selain bermanfaat, sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya, misalnya kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan
KERUGIAN SINAR X
Setelah Roentgen memperlihatkan hasil pemotretan dengan sinar-X terhadap tangan istrinya yang memakai cincin, dimana pada gambar tersebut terlihat dengan jelas ruas-ruas tulang jari tangannya, maka manusia mulai menyadari akan manfaat besar yang dapat diperoleh dari pemenuan radiasi pengion tadi. Pemanfaatan radiasi pengion dalam bidang kedokteran, terutama sinar-X, berkembang pesat beberapa saat setelah penemuan radiasi tersebut. Penguasaan pengetahuan mengenai radiasi pengion oleh umat manusia yang terus meningkat dari waktu ke waktu juga memungkinkan dimanfaatkannya radiasi tersebut dalam berbagai bidang kegiatan di luar kedokteran, di samping pemanfaatan-nya di dalam bidang kedokteran sendiri juga terus mengalami peningkatan.
Beberapa efek merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapari sinar-X dan gamma segera teramati beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut [1]. Efek merugikan tersebut berupa kerontokan rambut dan kerusakan kulit. Pada tahun 1897 di Amerika Serikat dilaporkan adanya 69 kasus kerusakan kulit yang disebabkan oleh sinar-X, sedang pada tahun 1902 angka yang dilaporkan meningkat menjadi 170 kasus. Pada tahun 1911 di Jerman juga dilaporkan adanya 94 kasus tumor yang disebabkan oleh sinar-X. Meskipun beberapa efek merugikan dari sinar-X dan gamma telah teramati, namun upaya perlindungan terhadap bahaya penyinaran sinar-X dan gamma belum terfikirkan. Marie Curie, penemu bahan radioaktif Po dan Ra meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh leukemia. Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena seringnya beliau berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif.
KEGUNAAN SINAR X
Perubatan
• Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat keadaan organ-organ dalam badan.
• Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser. Kaedah ini dikenal sebagai radioterapi.
Perindustrian
Dalam bidang perindustrian, sinar-X boleh digunakan untuk
• mengesan kecacatan dalam struktur binaan atau bahagian-bahagian dalam mesin dan enjin.
• menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan dandang tekanan tinggi.
• memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
Penyelidikan
• Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom dalam suatu bahan hablur.
Kegunaan Am
• Sinar-X digunakan untuk mengesahkan sama ada suatu lukisan atau objek seni purba itu benar atau tiruan.
• Di lapangan kapal terbang, sinar-X lembut digunakan untuk memeriksa barang-barang dan beg penumpang.
Kesan Sinar-X
Walaupun sinar-X sangat berguna kepada manusia, tetapi pendedahan secara berlebihan kepada sinar-X mungkin menyebabkan
• pemusnahan sel-sel dalam badan.
• perubahan struktur genetik suatu sel.
• penyakit kanser barah.
• kesan-kesan buruk seperti rambut gugur, kulit menjadi merah dan berbisul.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Pengembangan teknologi dan infrastruktur telematika di Indonesia akan sangat membantu pengembangan industri di sektor keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan membuka cabang-cabang di daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan asuransi, broker, industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya. . Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini telah begitu pesat, sehingga menempatkan suatu bangsa pada kedudukan sejauh mana bangsa tersebut maju didasarkan atas seberapa jauh bangsa itu menguasai kedua bidang tersebut di atas. Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya penguasaan Iptek, khususnya untuk kepentingan bangsa sendiri.
Untuk mencapai maksud tersebut dalam salah satu bentuk dari tujuan dan arah Pembangunan Nasional, yaitu Sektor/Bidang Iptek. Arah dari penuangan sektor Iptek dalam Pembangunan Nasional adalah dimaksudkan untuk: (1) Menentukan keberhasilan membangun masyarakat maju dan mandiri, (2) Mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan bangsa, dan (3) untuk mempercepat proses pembaharuan. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dari upaya pengembangan teknologi informasi dan komunikasi itu di antaranya adalah untuk:
1. Meningkatkan kesejahteraan, kemajuan peradaban, ketangguhan, dan daya saing bangsa;
2. Memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; dan
3. Menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan sejahtera.
7
Selanjutnya sasaran tersebut di atas diupayakan dapat dicapai melalui beberapa program yaitu: (1) Peningkatan kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan keunggulan produksi, teknologi, ilmu pengetahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang dan terpadu, (2) Pengembangan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis, efektif, efisien, dan produktif, (3) Pembinaan sumber daya manusia, (4) Penumbuhan kreativitas dan inovasi, dan (5) Pengembangan sarana dan prasarana. Peradaban masa depan adalah masyarakat informasi ketika jasa informasi menjadi komoditas utama dan interaksi antar manusia sudah berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology /ICT). KTT Masyarakat Informasi yang diselenggarakan pada bulan Desember 2003 telah mencanangkan rencana penggunaan ICT sampai 50 % untuk setiap negara pada tahun 2015 (Tempo Interaktif, 2004).
Dalam rangka mewujudkan pembinaan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan daya saing yang memadai sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, maka pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah diharapkan dapat dipergunakan semaksimal mungkin untuk memberdayakan seluruh potensi yang ada pada masyarakat, yakni melalui optimalisasi pemanfaatan layanan informasi kepada masyarakat luas.
Sebagaimana diketahui, saat ini mulai tahun 2007 pemerintah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di bidang penaggulangan kemiskinan yang akan menjangkau 31,92 juta penduduk miskin di Indonesia atau sekitar 7,96 juta keluarga miskin. Program ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007 ini (TKPKRI, 2007).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat pada sektor penanggulangan kemiskinan di atas hanya sebagai contoh untuk dikemukakan bahwa program yang akan menelan biaya trilyunan tersebut tidak akan dapat terlaksana secara optimal jika tidak didukung oleh upaya pemanfaatan layanan informasi secara terarah dan terpadu, yakni dengan memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas teknologi informasi yang ada. Hal ini menjadi diskursus yang menarik karena realitas dalam kehidupan masyarakat kita saat ini masih menunjukkan adanya beberapa gejala yang kurang menguntungkan.
8
Misalnya masih belum maksimalnya kesadaran informasi yang dimiliki masyarakat, sikap masyarakat terhadap teknologi yang kurang menunjang, belum meratanya dan belum meluasnya penggunaan teknologi informasi, dan penerapan budaya informasi yang belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan secara menyeluruh (Dahlan, 1993: 2-5).
Karya ini ini mencoba untuk mengetengahkan tentang pentingnya teknologi informasi sebagai sarana layanan informasi kepada masyarakat dalam upaya mendorong tercapainya secara optimal program pemberdayaan masyarakat. Pengertian informasi, Teknologi Informasi dan hubungannya dengan layanan informasi.
Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan positif dan atau sebaliknya. Informasi dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan keputusan. Dengan demikian informasi memiliki kekuatan, baik yang membangun maupun yang merusak.
Dalam prakteknya, informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan (oral), tercetak (printed), audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing memiliki ciri khas, kelebTeknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan:
• lebih cepat
• lebih luas sebarannya, dan
• lebih lama penyimpanannya.
Agar lebih mudah memahaminya mari kita lihat perkembangan di bidang teknologi informasi. Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja.
9
Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan jaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu.
Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.
Untuk mencapai maksud tersebut dalam salah satu bentuk dari tujuan dan arah Pembangunan Nasional, yaitu Sektor/Bidang Iptek. Arah dari penuangan sektor Iptek dalam Pembangunan Nasional adalah dimaksudkan untuk: (1) Menentukan keberhasilan membangun masyarakat maju dan mandiri, (2) Mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan bangsa, dan (3) untuk mempercepat proses pembaharuan. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dari upaya pengembangan teknologi informasi dan komunikasi itu di antaranya adalah untuk:
1. Meningkatkan kesejahteraan, kemajuan peradaban, ketangguhan, dan daya saing bangsa;
2. Memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; dan
3. Menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan sejahtera.
7
Selanjutnya sasaran tersebut di atas diupayakan dapat dicapai melalui beberapa program yaitu: (1) Peningkatan kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan keunggulan produksi, teknologi, ilmu pengetahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang dan terpadu, (2) Pengembangan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis, efektif, efisien, dan produktif, (3) Pembinaan sumber daya manusia, (4) Penumbuhan kreativitas dan inovasi, dan (5) Pengembangan sarana dan prasarana. Peradaban masa depan adalah masyarakat informasi ketika jasa informasi menjadi komoditas utama dan interaksi antar manusia sudah berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology /ICT). KTT Masyarakat Informasi yang diselenggarakan pada bulan Desember 2003 telah mencanangkan rencana penggunaan ICT sampai 50 % untuk setiap negara pada tahun 2015 (Tempo Interaktif, 2004).
Dalam rangka mewujudkan pembinaan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan daya saing yang memadai sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, maka pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah diharapkan dapat dipergunakan semaksimal mungkin untuk memberdayakan seluruh potensi yang ada pada masyarakat, yakni melalui optimalisasi pemanfaatan layanan informasi kepada masyarakat luas.
Sebagaimana diketahui, saat ini mulai tahun 2007 pemerintah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di bidang penaggulangan kemiskinan yang akan menjangkau 31,92 juta penduduk miskin di Indonesia atau sekitar 7,96 juta keluarga miskin. Program ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007 ini (TKPKRI, 2007).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat pada sektor penanggulangan kemiskinan di atas hanya sebagai contoh untuk dikemukakan bahwa program yang akan menelan biaya trilyunan tersebut tidak akan dapat terlaksana secara optimal jika tidak didukung oleh upaya pemanfaatan layanan informasi secara terarah dan terpadu, yakni dengan memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas teknologi informasi yang ada. Hal ini menjadi diskursus yang menarik karena realitas dalam kehidupan masyarakat kita saat ini masih menunjukkan adanya beberapa gejala yang kurang menguntungkan.
8
Misalnya masih belum maksimalnya kesadaran informasi yang dimiliki masyarakat, sikap masyarakat terhadap teknologi yang kurang menunjang, belum meratanya dan belum meluasnya penggunaan teknologi informasi, dan penerapan budaya informasi yang belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan secara menyeluruh (Dahlan, 1993: 2-5).
Karya ini ini mencoba untuk mengetengahkan tentang pentingnya teknologi informasi sebagai sarana layanan informasi kepada masyarakat dalam upaya mendorong tercapainya secara optimal program pemberdayaan masyarakat. Pengertian informasi, Teknologi Informasi dan hubungannya dengan layanan informasi.
Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan positif dan atau sebaliknya. Informasi dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan keputusan. Dengan demikian informasi memiliki kekuatan, baik yang membangun maupun yang merusak.
Dalam prakteknya, informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan (oral), tercetak (printed), audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing memiliki ciri khas, kelebTeknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan:
• lebih cepat
• lebih luas sebarannya, dan
• lebih lama penyimpanannya.
Agar lebih mudah memahaminya mari kita lihat perkembangan di bidang teknologi informasi. Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja.
9
Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan jaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu.
Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkem-bangan teknologi informasi memper-lihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, seperti e-government, e- commerce, e-education, e-medicine, e-e-laboratory, dan lainnya, yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebarkan dan di akses secara ulang.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan elife yaitu,kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
4
Peran teknologi informasi :Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :
Pemerintahan (e-government).E-government mengacu pada penggunaan teknologi Bidang pendidikan(e-education).
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yanDalam Bidang informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business).
Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2) Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
5
(4) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference.
Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
Memanfaatkan layanan perbankan modern bidang keuangan dan perbankan
Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah
Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas.
Untuk menunjang keberhasilan lembaga operasional sebuah keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebarkan dan di akses secara ulang.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan elife yaitu,kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
4
Peran teknologi informasi :Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :
Pemerintahan (e-government).E-government mengacu pada penggunaan teknologi Bidang pendidikan(e-education).
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yanDalam Bidang informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business).
Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2) Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
5
(4) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference.
Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
Memanfaatkan layanan perbankan modern bidang keuangan dan perbankan
Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah
Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas.
Untuk menunjang keberhasilan lembaga operasional sebuah keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan.
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA INDONESIA
Bangsa indonesia, Seperti hal nya bangsa-bangsa lain, Dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus derasnya kompleksitas perubahan (Inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi, tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetisi yang tinggi di berbagai bidang kehidupan.
Berapa indikator pengaruh negatif maupun positif globalisasi yang melanda bangsa dan negara indonesia antara lain dapat dilihat pada matrik berikut ini :
Indikator Perubahan/Dampak Globalisasi
1. Politik
Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang ”mengabaikan kepentingan umum” dengan cara membuat kerusuhan dan anarkis.
Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat dan gotong royong.
Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas.
2. Ekonomi
Berlakunya the survival oe the fittest sehingga siapa yang memiliki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir.
3
Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.
Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.
3. Sosial dan Budaya
Mudahnya nilai-nilai barat yang masuk baik milalui internet, antene parabola, media televisi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru habis-habisan.
Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu hanya ditangani oleh segelintir orang.
Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara karna dianggap tidak ada hubungannya (sekularisme).
4. Ledakan Informasi
Kemajuan iptek dan arus komunikasi global yang makin canggih, cepat, dan berkapasitas tinggi.
Laju pertumbuhan dan akumulasi pengetahuan serta informasi meningkat sangat cepat secara tajam (eksponensial)
5. Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat.
Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa, dan hakim) yang lebih profesional, transparan dan akuntabel.
Berapa indikator pengaruh negatif maupun positif globalisasi yang melanda bangsa dan negara indonesia antara lain dapat dilihat pada matrik berikut ini :
Indikator Perubahan/Dampak Globalisasi
1. Politik
Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang ”mengabaikan kepentingan umum” dengan cara membuat kerusuhan dan anarkis.
Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat dan gotong royong.
Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas.
2. Ekonomi
Berlakunya the survival oe the fittest sehingga siapa yang memiliki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir.
3
Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.
Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.
3. Sosial dan Budaya
Mudahnya nilai-nilai barat yang masuk baik milalui internet, antene parabola, media televisi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru habis-habisan.
Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu hanya ditangani oleh segelintir orang.
Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara karna dianggap tidak ada hubungannya (sekularisme).
4. Ledakan Informasi
Kemajuan iptek dan arus komunikasi global yang makin canggih, cepat, dan berkapasitas tinggi.
Laju pertumbuhan dan akumulasi pengetahuan serta informasi meningkat sangat cepat secara tajam (eksponensial)
5. Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat.
Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa, dan hakim) yang lebih profesional, transparan dan akuntabel.
Pelapisan social
A. Pengertian Pelapisan Sosial
Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakat yang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang
Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakat yang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang
Hukum, Negara, dan pemerintahan
1. Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."
a. Ciri – ciri dan Sifat Hukum
Ciri Hukum adalah :
- Adanya perintah atau larangan
- Perintah atau larangan itu harus dipatuhi setiap orang.
Agar tata tertib dalam masyarakat dapat dilaksanakan dan tetap terpeliharadengan baik, perlu ada peraturan yang mengatur dan memaksatata tertib itu untuk ditaatiyang disebut hukum, dan siapa yang melanggar baik sengaja maupun tidak, dpt dikenakan sanksi yang berupa hukuman.
Dengan demikian hukum mempunyai sifat memaksa. Sehingga hukum menjadi peraturan hidup yang dapat memaksa orang untuk menaati serta dapat memberikan sangsi tegas terhadap setiap orang yang tidak mau mematuhinya.
b. Sumber – sumber Hukum
Sumber hukum dapat ditinjau dari segi formal dan segi material. Sumber hukum material dapat kita tinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya dari sudut politik, sejarah, konomi dan lain-lain.
Sedangkan sumber hokum formal antara lain :
1) Undang – Undang (statute)
2) Kebiasaan (costum)
3) Keputusan-keputusan Hakim (Yurisprudensi)
4) Traktat (Treaty)
5) Pendapat Sarjana hokum.
B. NEGARA
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.
Negara mempunyai 2 tugas utama, yaitu :
1) Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lainnya.
2) Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan Negara.
a) Sifat – sifat Negara
1) Sifat memaksa, artinya Negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara legal agar tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarkhi.
2) Sifat monopoli, artinya Negara mempunyai hak kuasa tunggal dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
3) Sifat mencakup semua, artinya semua peraturan perundang-undangan mengenai semua orang tanpa kecuali.
C.PEMERINTAHAN
Pemerintahan merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintahan, maka negara tidak ada yang mengatur. Karena Pemerintahan merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada sesuatu negara tanpa Pemerintah
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."
a. Ciri – ciri dan Sifat Hukum
Ciri Hukum adalah :
- Adanya perintah atau larangan
- Perintah atau larangan itu harus dipatuhi setiap orang.
Agar tata tertib dalam masyarakat dapat dilaksanakan dan tetap terpeliharadengan baik, perlu ada peraturan yang mengatur dan memaksatata tertib itu untuk ditaatiyang disebut hukum, dan siapa yang melanggar baik sengaja maupun tidak, dpt dikenakan sanksi yang berupa hukuman.
Dengan demikian hukum mempunyai sifat memaksa. Sehingga hukum menjadi peraturan hidup yang dapat memaksa orang untuk menaati serta dapat memberikan sangsi tegas terhadap setiap orang yang tidak mau mematuhinya.
b. Sumber – sumber Hukum
Sumber hukum dapat ditinjau dari segi formal dan segi material. Sumber hukum material dapat kita tinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya dari sudut politik, sejarah, konomi dan lain-lain.
Sedangkan sumber hokum formal antara lain :
1) Undang – Undang (statute)
2) Kebiasaan (costum)
3) Keputusan-keputusan Hakim (Yurisprudensi)
4) Traktat (Treaty)
5) Pendapat Sarjana hokum.
B. NEGARA
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.
Negara mempunyai 2 tugas utama, yaitu :
1) Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lainnya.
2) Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan Negara.
a) Sifat – sifat Negara
1) Sifat memaksa, artinya Negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara legal agar tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarkhi.
2) Sifat monopoli, artinya Negara mempunyai hak kuasa tunggal dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
3) Sifat mencakup semua, artinya semua peraturan perundang-undangan mengenai semua orang tanpa kecuali.
C.PEMERINTAHAN
Pemerintahan merupakan salah satu unsur penting daripada negara. Tanpa Pemerintahan, maka negara tidak ada yang mengatur. Karena Pemerintahan merupakan roda negara, maka tidak akan mungkin ada sesuatu negara tanpa Pemerintah
Ilmu pengetahuan teknology dan kemiskinan
1. Pengertian Ilmu dan Pengetahuan
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Sedangkan Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
2. Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
3. Teknologi adalah Penerapan keilmuan yang mempelajari dan mengembangkan kemampuan dari suatu rekayasa dengan langkah dan teknik tertentu dalam suatu bidang.
4. Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
6. Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan
sistem nilai yang dimiliki.
7. mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Sedangkan Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
2. Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
3. Teknologi adalah Penerapan keilmuan yang mempelajari dan mengembangkan kemampuan dari suatu rekayasa dengan langkah dan teknik tertentu dalam suatu bidang.
4. Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
6. Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan
sistem nilai yang dimiliki.
7. mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha
3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD
4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Negara Terancam Jika Terjadi Persekongkolan Korupsi di Pemerintahan
Minggu, 8 November 2009 09:40 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal | Dibaca 744 kali
London (ANTARA News) - Negara akan berada dalam ancaman ketika penguasa menjalankan kekuasaan tanpa kontrol dan bersekongkol dengan pengusaha untuk melakukan tindakan ilegal, seperti kasus korupsi di lembaga pemerintahan.
Hal itu terungkap dalam diskusi "Politik, Korupsi, dan Ujian Pemerintahan SBY Jilid II" yang digelar Pengurus Cabang Istimewa Muhamadiyah London bersama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) UK dan Persatuan Pelajar Indonesia United Kingdom (PPI UK) bertempat di KBRI London.
Sekretaris ICMI UK Amika Wardana, dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Minggu, mengatakan, diskusi yang diikuti sekitar 50 peserta berbagai kalangan mendapat dukungan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London.
Dikatakannya, diskusi yang digelar berbagai komponen organisasi masyarakat di Kerajaan Inggris itu merupakan bentuk kepedulian terhadap perkembangan terkini terkait konflik dua lembaga negara, KPK dan Kepolisian, yang menimbulkan keprihatinan masyarakat luas.
Diskusi menghadirkan tiga pembicara dari kalangan mahasiswa di antaranya kandidat PhD bidang ilmu hukum di University of Dundee Mohamad Mova Al Afghani, ahli politik ekonomi dari University of Exeter Intan Syah Ichsan, dan kandidat PhD bidang antropologi di University of Sussex Amich Alhumami.
Dalam diskusi panel dengan moderator Yusuf Arifin, wartawan BBC London terungkap bahwa korupsi yang melibatkan pemegang kekuasaan menimbulkan komplikasi politik sangat mendalam, yang menjadi awal dari perseteruan panjang antara KPK dan Kepolisian.
Amich Alhumami mengemukakan, praktik korupsi menjadi sedemikian kompleks ketika terkait dengan politik dan kekuasaan serta menyangkut pejabat tinggi negara, tokoh politik, dan partai politik.
Korupsi seringkali merupakan bagian dari transaksi ekonomi politik yang dilakukan melalui kontrak terselubung antara pemegang kekuasaan, elite parpol, dan pebisnis seperti skandal Anggoro-Anggodo, yang merusak prinsip dasar pengelolaan negara yang baik.
Pertempuran simbolis "Cicak vs Buaya", katanya, sejatinya menggambarkan ada pertarungan sengit di antara kekuatan-kekuatan politik yang dekat dengan pusat kekuasaan.
KPK yang berhasil menangkap, mengadili, dan memenjarakan para koruptor-jaksa, politisi, polisi, pengusaha, dan mantan pejabat BI, lanjutnya, dianggap mengganggu kepentingan banyak kelompok sehingga harus dilemahkan dan dikerdilkan melalui berbagai cara, termasuk kriminalisasi dua pimpinannya.
Selaku kepala pemerintahan, katanya, Presiden SBY harus membuktikan komitmen dalam upaya pemberantasan korupsi dan merealisasikan janji-janji politik selama kampanye seperti jargon partainya: "Katakan Tidak Pada Korupsi".
Sementara itu, Mohamad Mova Al Afghani mengemukakan, krisis kepercayaan pada institusi penegakan hukum di Indonesia berada pada titik kulminasi.
Menurut Mohamad Mova Al Afghani, Makelar Kasus (Markus) merupakan fenomena sistemik dalam penegakan hukum di Indonesia. Alih-alih menangkap orang yang mengaku mempersiapkan uang suap untuk penegak hukum, pemerintah berlindung di balik hukum positif dan melukai rasa keadilan masyarakat, ujarnya.
Sementara itu, lembaga perwakilan rakyat kehilangan fungsinya dalam melakukan kontrol terhadap penegakan hukum. Reformasi yang digulirkan pada tahun 1998 berada di ujung tanduk.
Masyarakat sipil dan mahasiswa harus terus aktif mengawal dan menyikapi perkembangan berbagai skandal penegakan hukum untuk mengembalikan proses reformasi kepada arah yang benar.
Sedangkan Intan Syah Ichsan menyoroti kemelut KPK dan Kepolisian yang hendaknya dilihat sebagai rangkaian kasus dana talangan Bank Century, yang mengandung kejanggalan dan sengaja ditenggelamkan oleh perseteruan dua lembaga negara penegak hukum.
Untuk itu, ujarnya pengusutan kasus dana talangan yang mencapai Rp 6,7 triliun harus tetap dilanjutkan dengan melakukan proses hukum atas dugaan adanya aliran dana ke partai pemenang pemilu.
Dikatakannya jika kasus pokok Bank Century ini tidak dituntaskan, dikhawatirkan justru akan memicu eskalasi gerakan perlawanan sipil dalam bentuk demonstrasi massa, yang dalam pekan-pekan terakhir mengalami peningkatan.
Masyarakat sipil dan kelas menengah harus mendorong proses reformasi dengan tetap berada dalam koridor hukum, demikian Intan Syah Ichsan.
London (ANTARA News) - Negara akan berada dalam ancaman ketika penguasa menjalankan kekuasaan tanpa kontrol dan bersekongkol dengan pengusaha untuk melakukan tindakan ilegal, seperti kasus korupsi di lembaga pemerintahan.
Hal itu terungkap dalam diskusi "Politik, Korupsi, dan Ujian Pemerintahan SBY Jilid II" yang digelar Pengurus Cabang Istimewa Muhamadiyah London bersama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) UK dan Persatuan Pelajar Indonesia United Kingdom (PPI UK) bertempat di KBRI London.
Sekretaris ICMI UK Amika Wardana, dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Minggu, mengatakan, diskusi yang diikuti sekitar 50 peserta berbagai kalangan mendapat dukungan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London.
Dikatakannya, diskusi yang digelar berbagai komponen organisasi masyarakat di Kerajaan Inggris itu merupakan bentuk kepedulian terhadap perkembangan terkini terkait konflik dua lembaga negara, KPK dan Kepolisian, yang menimbulkan keprihatinan masyarakat luas.
Diskusi menghadirkan tiga pembicara dari kalangan mahasiswa di antaranya kandidat PhD bidang ilmu hukum di University of Dundee Mohamad Mova Al Afghani, ahli politik ekonomi dari University of Exeter Intan Syah Ichsan, dan kandidat PhD bidang antropologi di University of Sussex Amich Alhumami.
Dalam diskusi panel dengan moderator Yusuf Arifin, wartawan BBC London terungkap bahwa korupsi yang melibatkan pemegang kekuasaan menimbulkan komplikasi politik sangat mendalam, yang menjadi awal dari perseteruan panjang antara KPK dan Kepolisian.
Amich Alhumami mengemukakan, praktik korupsi menjadi sedemikian kompleks ketika terkait dengan politik dan kekuasaan serta menyangkut pejabat tinggi negara, tokoh politik, dan partai politik.
Korupsi seringkali merupakan bagian dari transaksi ekonomi politik yang dilakukan melalui kontrak terselubung antara pemegang kekuasaan, elite parpol, dan pebisnis seperti skandal Anggoro-Anggodo, yang merusak prinsip dasar pengelolaan negara yang baik.
Pertempuran simbolis "Cicak vs Buaya", katanya, sejatinya menggambarkan ada pertarungan sengit di antara kekuatan-kekuatan politik yang dekat dengan pusat kekuasaan.
KPK yang berhasil menangkap, mengadili, dan memenjarakan para koruptor-jaksa, politisi, polisi, pengusaha, dan mantan pejabat BI, lanjutnya, dianggap mengganggu kepentingan banyak kelompok sehingga harus dilemahkan dan dikerdilkan melalui berbagai cara, termasuk kriminalisasi dua pimpinannya.
Selaku kepala pemerintahan, katanya, Presiden SBY harus membuktikan komitmen dalam upaya pemberantasan korupsi dan merealisasikan janji-janji politik selama kampanye seperti jargon partainya: "Katakan Tidak Pada Korupsi".
Sementara itu, Mohamad Mova Al Afghani mengemukakan, krisis kepercayaan pada institusi penegakan hukum di Indonesia berada pada titik kulminasi.
Menurut Mohamad Mova Al Afghani, Makelar Kasus (Markus) merupakan fenomena sistemik dalam penegakan hukum di Indonesia. Alih-alih menangkap orang yang mengaku mempersiapkan uang suap untuk penegak hukum, pemerintah berlindung di balik hukum positif dan melukai rasa keadilan masyarakat, ujarnya.
Sementara itu, lembaga perwakilan rakyat kehilangan fungsinya dalam melakukan kontrol terhadap penegakan hukum. Reformasi yang digulirkan pada tahun 1998 berada di ujung tanduk.
Masyarakat sipil dan mahasiswa harus terus aktif mengawal dan menyikapi perkembangan berbagai skandal penegakan hukum untuk mengembalikan proses reformasi kepada arah yang benar.
Sedangkan Intan Syah Ichsan menyoroti kemelut KPK dan Kepolisian yang hendaknya dilihat sebagai rangkaian kasus dana talangan Bank Century, yang mengandung kejanggalan dan sengaja ditenggelamkan oleh perseteruan dua lembaga negara penegak hukum.
Untuk itu, ujarnya pengusutan kasus dana talangan yang mencapai Rp 6,7 triliun harus tetap dilanjutkan dengan melakukan proses hukum atas dugaan adanya aliran dana ke partai pemenang pemilu.
Dikatakannya jika kasus pokok Bank Century ini tidak dituntaskan, dikhawatirkan justru akan memicu eskalasi gerakan perlawanan sipil dalam bentuk demonstrasi massa, yang dalam pekan-pekan terakhir mengalami peningkatan.
Masyarakat sipil dan kelas menengah harus mendorong proses reformasi dengan tetap berada dalam koridor hukum, demikian Intan Syah Ichsan.
KESENJANGAN SOSIAL
Hidup di zaman ini memang serba sulit. Problem keseharian yang menumpuk sudah tidak jarang lagi telah menempatkan seseorang untuk mengambil jalan pintas. Faktor ekonomi yang tidak menentu inilah kemudian menjadikan seseorang menghalalkan segala cara. Upaya untuk terus mampu bertahan hidup di tengah kondisi yang serba tidak menentu dan carut-marut. Hal itu cenderung mengarahkan seseorang untuk bersikap egoistik, memikirkan diri sendiri dan bahkan nekat melakukan tindak kriminal. Mulai dari bentuk-bentuk premanisme, pencurian, perampokan hingga penculikan anak yang kini kian marak.
Dalam sebulan ini, ibukota Jakarta dan sekitarnya telah digemparkan dengan adanya kasus penculikan pada anak-anak. Penculikan yang selalu saja terjadi pada setiap harinya. Tentunya hal ini menjadikan para orang tua merasa tidak aman dalam kesehariannya yang selalu saja dihantui ketakutan akan keselamatan anak-anak mereka. Betapa tidak resah, seorang anak yang baru pulang sekolah tiba-tiba diculik sekelompok orang dengan tujuan tidak jelas.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebutkan selama 2007 hingga Juni telah terjadi 39 kasus penculikan pada anak. Parahnya lagi sejak Juni hingga Agustus ini saja telah bertambah 14 kasus penculikan. Padahal itu baru kasus-kasus yang dapat teridentifikasi atas adanya laporan dari para korban. Tentu jumlahnya jauh lebih besar dari yang ada saat ini, karena banyak para korban yang tidak melaporkan lantaran khawatir atas keselamatan anak-anaknya.
Adalah Raisah Ali, siswi TK Al-Ikhsan Jakarta, diculik beberapa waktu lalu yang kini telah diselamatkan. Tak pelak, kasus penculikan anak seorang pengusaha ini mengundang perhatian berbagai elemen masyarakat. Berbagai media massa baik cetak maupun elektronik juga secara genggap gempita selalu meliput perkembangannya. Bahkan istana negara dibuatnya heboh seakan turut serta sehingga diadakannya konferensi press yang dilakukan oleh Presiden SBY khusus terkaik dengan kasus ini.
Merebaknya kasus penculikan anak di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia sesungguhnya bukan lagi didasarkan atas balas dendam atau yang lainnya seperti masa-masa terdahulu. Data di kepolisian menunjukkan bawah kasus-kasus penculikan anak ini hanya sekedar untuk mendapatkan sejumlah rupiah. Uang yang harus mereka dapatkan dalam waktu singkat. Artinya mereka benar-benar hanya demi sejumlah uang dengan berbagai alasannya bukan dendam (sakit hati) atau konflik antar keluarga.
Bergesernya motif inilah kemudian yang harus direnungkan bersama. Kalau dulu penculikan ini bermotifkan atas bentuk balas dendam atau konflik keluarga, tapi kini motif penculikan seperti itu sudah jarang lagi terjadi. Kini ada alasan lain yang mengharuskan para penculik melakukan tindakan kriminal itu. Ialah mempertahankan diri untuk dapat terus hidup di tengah situasi ekonomi yang serba sulit. Persoalan pelik yang terus mencengkram sebagian besar masyarakat bangsa ini.
Kemiskinan dan pengangguran yang terus meningkat drastis akhir-akhir ini menempatkan situasi perekonomian mikro menjadi sangat rapuh. Ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi arus pasar bebas dan globalisasi juga dibuatnya kalang-kabut. Tatanan kehidupan yang terus berubah sangat cepat setiap saat bahkan melebihi yang lainnya. Disaat-saat itulah seakan-akan dituntut untuk dapat kompetisi. Kompetisi yang tidak lagi memandang bulu. Jika masih ingin untuk tetap dapat terus melanjutkan hidup maka haruslah berhasil.
Tak heran, dalam kondisi seperti itu setiap individu pasti selalu memikirkan pribadi masing-masing. Menganggap orang yang kurang beruntung lantaran mereka sendiri yang kurang maksimal. Sedangkan bagi mereka yang terbilang sukses beranggapan adalah hasil jerih payahnya sendiri. Menumpuk kekayaan tidak lebih hanya untuk diri sendiri. Dalam hal ini jelas tidak ada lagi rasa kebersamaan dan gotong-royong apalagi saling tolong menolong. Meskipun bangsa ini dikenal akan semangat itu tetapi kini tidak lagi. Gelombang monernisasi telah merubah paradigma perikehidupan masyarakat Indonesia.
Maka, jangan salahkan mereka para penculik yang hanya sekedar sesuap nasi harus berani untuk mennggandol anak orang terlebih dahulu. Bukan untuk memberikan justifikasi terhadap mereka para pelaku penculikan anak, tetapi saatnyalah untuk bercermin diri. Orang kaya-raya lahir dari negeri ini disatu sisi, namun disisi yang lain sangatlah banyak rakyat bangsa ini yang hidup jauh di bawah rata-rata. Mana Indonesia yang kala dahulu dikenal makmur sumber daya alamnya dan ramah masyarakatnya? Kini, yang ada hanyalah “Indonesia” dengan masyarakatnya dipisah oleh jurang kesenjangan sosial yang sangat lebar dan mereka hidup atas ketidakpedulian antar sesama.
Dalam sebulan ini, ibukota Jakarta dan sekitarnya telah digemparkan dengan adanya kasus penculikan pada anak-anak. Penculikan yang selalu saja terjadi pada setiap harinya. Tentunya hal ini menjadikan para orang tua merasa tidak aman dalam kesehariannya yang selalu saja dihantui ketakutan akan keselamatan anak-anak mereka. Betapa tidak resah, seorang anak yang baru pulang sekolah tiba-tiba diculik sekelompok orang dengan tujuan tidak jelas.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebutkan selama 2007 hingga Juni telah terjadi 39 kasus penculikan pada anak. Parahnya lagi sejak Juni hingga Agustus ini saja telah bertambah 14 kasus penculikan. Padahal itu baru kasus-kasus yang dapat teridentifikasi atas adanya laporan dari para korban. Tentu jumlahnya jauh lebih besar dari yang ada saat ini, karena banyak para korban yang tidak melaporkan lantaran khawatir atas keselamatan anak-anaknya.
Adalah Raisah Ali, siswi TK Al-Ikhsan Jakarta, diculik beberapa waktu lalu yang kini telah diselamatkan. Tak pelak, kasus penculikan anak seorang pengusaha ini mengundang perhatian berbagai elemen masyarakat. Berbagai media massa baik cetak maupun elektronik juga secara genggap gempita selalu meliput perkembangannya. Bahkan istana negara dibuatnya heboh seakan turut serta sehingga diadakannya konferensi press yang dilakukan oleh Presiden SBY khusus terkaik dengan kasus ini.
Merebaknya kasus penculikan anak di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia sesungguhnya bukan lagi didasarkan atas balas dendam atau yang lainnya seperti masa-masa terdahulu. Data di kepolisian menunjukkan bawah kasus-kasus penculikan anak ini hanya sekedar untuk mendapatkan sejumlah rupiah. Uang yang harus mereka dapatkan dalam waktu singkat. Artinya mereka benar-benar hanya demi sejumlah uang dengan berbagai alasannya bukan dendam (sakit hati) atau konflik antar keluarga.
Bergesernya motif inilah kemudian yang harus direnungkan bersama. Kalau dulu penculikan ini bermotifkan atas bentuk balas dendam atau konflik keluarga, tapi kini motif penculikan seperti itu sudah jarang lagi terjadi. Kini ada alasan lain yang mengharuskan para penculik melakukan tindakan kriminal itu. Ialah mempertahankan diri untuk dapat terus hidup di tengah situasi ekonomi yang serba sulit. Persoalan pelik yang terus mencengkram sebagian besar masyarakat bangsa ini.
Kemiskinan dan pengangguran yang terus meningkat drastis akhir-akhir ini menempatkan situasi perekonomian mikro menjadi sangat rapuh. Ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi arus pasar bebas dan globalisasi juga dibuatnya kalang-kabut. Tatanan kehidupan yang terus berubah sangat cepat setiap saat bahkan melebihi yang lainnya. Disaat-saat itulah seakan-akan dituntut untuk dapat kompetisi. Kompetisi yang tidak lagi memandang bulu. Jika masih ingin untuk tetap dapat terus melanjutkan hidup maka haruslah berhasil.
Tak heran, dalam kondisi seperti itu setiap individu pasti selalu memikirkan pribadi masing-masing. Menganggap orang yang kurang beruntung lantaran mereka sendiri yang kurang maksimal. Sedangkan bagi mereka yang terbilang sukses beranggapan adalah hasil jerih payahnya sendiri. Menumpuk kekayaan tidak lebih hanya untuk diri sendiri. Dalam hal ini jelas tidak ada lagi rasa kebersamaan dan gotong-royong apalagi saling tolong menolong. Meskipun bangsa ini dikenal akan semangat itu tetapi kini tidak lagi. Gelombang monernisasi telah merubah paradigma perikehidupan masyarakat Indonesia.
Maka, jangan salahkan mereka para penculik yang hanya sekedar sesuap nasi harus berani untuk mennggandol anak orang terlebih dahulu. Bukan untuk memberikan justifikasi terhadap mereka para pelaku penculikan anak, tetapi saatnyalah untuk bercermin diri. Orang kaya-raya lahir dari negeri ini disatu sisi, namun disisi yang lain sangatlah banyak rakyat bangsa ini yang hidup jauh di bawah rata-rata. Mana Indonesia yang kala dahulu dikenal makmur sumber daya alamnya dan ramah masyarakatnya? Kini, yang ada hanyalah “Indonesia” dengan masyarakatnya dipisah oleh jurang kesenjangan sosial yang sangat lebar dan mereka hidup atas ketidakpedulian antar sesama.
MASYARAKAT PEDESAAN dan MASYARAKAT PERKOTAAN
>KARAKTERISTIK UMUM MASYARAKAT DESA
Masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Berikut ini disampaikan sejumlah karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka, yang bersifat umum yang selama ini masih sering ditemui. Setidaknya, ini menjadi salah satu wacana bagi kita yang akan bersama-sama hidup di lingkungan pedesaan.
1. Sederhana
Sebagian besar masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan ini terjadi karena dua hal:
a. Secara ekonomi memang tidak mampu
b. Secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri.
2. Mudah curiga
Secara umum, masyarakat desa akan menaruh curiga pada:
a. Hal-hal baru di luar dirinya yang belum dipahaminya
b. Seseorang/sekelompok yang bagi komunitas mereka dianggap “asing”
3. Menjunjung tinggi “unggah-ungguh”
Sebagai “orang Timur”, orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan atau “unggah-ungguh” apabila:
a. Bertemu dengan tetangga
b. Berhadapan dengan pejabat
c. Berhadapan dengan orang yang lebih tua/dituakan
d. Berhadapan dengan orang yang lebih mampu secara ekonomi
e. Berhadapan dengan orang yang tinggi tingkat pendidikannya
4. Guyub, kekeluargaan
Sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat desa bahwa suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah “mendarah-daging” dalam hati sanubari mereka.
5. Lugas
“Berbicara apa adanya”, itulah ciri khas lain yang dimiliki masyarakat desa. Mereka tidak peduli apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena memang mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka miliki.
6. Tertutup dalam hal keuangan
Biasanya masyarakat desa akan menutup diri manakala ada orang yang bertanya tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi jika orang tersebut belum begitu dikenalnya. Katakanlah, mahasiswa yang sedang melakukan tugas penelitian survei pasti akan sulit mendapatkan informasi tentang jumlah pendapatan dan pengeluaran mereka.
7. Perasaan “minder” terhadap orang kota
Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa, baik secara langsung ataupun tidak langsung ketika bertemu/bergaul dengan orang kota adalah perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk diam/tidak banyak omong.
8. Menghargai (“ngajeni”) orang lain
Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi sebesar-besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga dalam bentuk penghargaan sosial atau dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan “ngajeni”.
9. Jika diberi janji, akan selalu diingat
Bagi masyarakat desa, janji yang pernah diucapkan seseorang/komunitas tertentu akan sangat diingat oleh mereka terlebih berkaitan dengan kebutuhan mereka. Hal ini didasari oleh pengalaman/trauma yang selama ini sering mereka alami, khususnya terhadap janji-janji terkait dengan program pembangunan di daerahnya.
Sebaliknya bila janji itu tidak ditepati, bagi mereka akan menjadi “luka dalam” yang begitu membekas di hati dan sulit menghapuskannya. Contoh kecil: mahasiswa menjanjikan pertemuan di Balai Desa jam 19.00. Dengan tepat waktu, mereka telah standby namun mahasiswa baru datang jam 20.00. Mereka akan sangat kecewa dan selalu mengingat pengalaman itu.
10. Suka gotong-royong
Salah satu ciri khas masyarakat desa yang dimiliki dihampir seluruh kawasan Indonesia adalah gotong-royong atau kalau dalam masyarakat Jawa lebih dikenal dengan istilah “sambatan”. Uniknya, tanpa harus dimintai pertolongan, serta merta mereka akan “nyengkuyung” atau bahu-membahu meringankan beban tetangganya yang sedang punya “gawe” atau hajatan. Mereka tidak memperhitungkan kerugian materiil yang dikeluarkan untuk membantu orang lain. Prinsip mereka: “rugi sathak, bathi sanak”. Yang kurang lebih artinya: lebih baik kehilangan materi tetapi mendapat keuntungan bertambah saudara.
11. Demokratis
Sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi di desa, pengambilan keputusan terhadap suatu kegiatan pembangunan selalu dilakukan melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat. Dalam hal ini peran BPD (Badan Perwakilan Desa) sangat penting dalam mengakomodasi pendapat/input dari warga.
12. Religius
Masyarakat pedesaan dikenal sangat religius. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya: tahlilan, rajaban, Jumat Kliwonan, dll.
>CIRI-CIRI MASYARAKAT PERKOTAAN
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
a. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
c. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
e. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
f. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa interaksi antara kota dan desa diperlukan agar saling melengkapi terutama di bidang kebaikan. Semakin intens interaksinya maka semakin merata kemajuan yang didapat dari kedua macam wilayah tersebut. Seperti banyaknya keuntungan yang didapat dari interaksi tersebut, ada juga dampak-dampak negative akibat interaksi antara perkotaan dan pedesaan. Semua itu kembali kepada kemampuan masyarakatnya untuk memilih yang mana hal-hal yang dapat diambil manfaatnya dari daerah satu ke daerah lain, dan hal mana yang harus dibuang sebagai kelemahan daerah lain tersebut.
Masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Berikut ini disampaikan sejumlah karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka, yang bersifat umum yang selama ini masih sering ditemui. Setidaknya, ini menjadi salah satu wacana bagi kita yang akan bersama-sama hidup di lingkungan pedesaan.
1. Sederhana
Sebagian besar masyarakat desa hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan ini terjadi karena dua hal:
a. Secara ekonomi memang tidak mampu
b. Secara budaya memang tidak senang menyombongkan diri.
2. Mudah curiga
Secara umum, masyarakat desa akan menaruh curiga pada:
a. Hal-hal baru di luar dirinya yang belum dipahaminya
b. Seseorang/sekelompok yang bagi komunitas mereka dianggap “asing”
3. Menjunjung tinggi “unggah-ungguh”
Sebagai “orang Timur”, orang desa sangat menjunjung tinggi kesopanan atau “unggah-ungguh” apabila:
a. Bertemu dengan tetangga
b. Berhadapan dengan pejabat
c. Berhadapan dengan orang yang lebih tua/dituakan
d. Berhadapan dengan orang yang lebih mampu secara ekonomi
e. Berhadapan dengan orang yang tinggi tingkat pendidikannya
4. Guyub, kekeluargaan
Sudah menjadi karakteristik khas bagi masyarakat desa bahwa suasana kekeluargaan dan persaudaraan telah “mendarah-daging” dalam hati sanubari mereka.
5. Lugas
“Berbicara apa adanya”, itulah ciri khas lain yang dimiliki masyarakat desa. Mereka tidak peduli apakah ucapannya menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena memang mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain. Kejujuran, itulah yang mereka miliki.
6. Tertutup dalam hal keuangan
Biasanya masyarakat desa akan menutup diri manakala ada orang yang bertanya tentang sisi kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi jika orang tersebut belum begitu dikenalnya. Katakanlah, mahasiswa yang sedang melakukan tugas penelitian survei pasti akan sulit mendapatkan informasi tentang jumlah pendapatan dan pengeluaran mereka.
7. Perasaan “minder” terhadap orang kota
Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa, baik secara langsung ataupun tidak langsung ketika bertemu/bergaul dengan orang kota adalah perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk diam/tidak banyak omong.
8. Menghargai (“ngajeni”) orang lain
Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi sebesar-besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga dalam bentuk penghargaan sosial atau dalam bahasa Jawa biasa disebut dengan “ngajeni”.
9. Jika diberi janji, akan selalu diingat
Bagi masyarakat desa, janji yang pernah diucapkan seseorang/komunitas tertentu akan sangat diingat oleh mereka terlebih berkaitan dengan kebutuhan mereka. Hal ini didasari oleh pengalaman/trauma yang selama ini sering mereka alami, khususnya terhadap janji-janji terkait dengan program pembangunan di daerahnya.
Sebaliknya bila janji itu tidak ditepati, bagi mereka akan menjadi “luka dalam” yang begitu membekas di hati dan sulit menghapuskannya. Contoh kecil: mahasiswa menjanjikan pertemuan di Balai Desa jam 19.00. Dengan tepat waktu, mereka telah standby namun mahasiswa baru datang jam 20.00. Mereka akan sangat kecewa dan selalu mengingat pengalaman itu.
10. Suka gotong-royong
Salah satu ciri khas masyarakat desa yang dimiliki dihampir seluruh kawasan Indonesia adalah gotong-royong atau kalau dalam masyarakat Jawa lebih dikenal dengan istilah “sambatan”. Uniknya, tanpa harus dimintai pertolongan, serta merta mereka akan “nyengkuyung” atau bahu-membahu meringankan beban tetangganya yang sedang punya “gawe” atau hajatan. Mereka tidak memperhitungkan kerugian materiil yang dikeluarkan untuk membantu orang lain. Prinsip mereka: “rugi sathak, bathi sanak”. Yang kurang lebih artinya: lebih baik kehilangan materi tetapi mendapat keuntungan bertambah saudara.
11. Demokratis
Sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi di desa, pengambilan keputusan terhadap suatu kegiatan pembangunan selalu dilakukan melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat. Dalam hal ini peran BPD (Badan Perwakilan Desa) sangat penting dalam mengakomodasi pendapat/input dari warga.
12. Religius
Masyarakat pedesaan dikenal sangat religius. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya: tahlilan, rajaban, Jumat Kliwonan, dll.
>CIRI-CIRI MASYARAKAT PERKOTAAN
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
a. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
c. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
e. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
f. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa interaksi antara kota dan desa diperlukan agar saling melengkapi terutama di bidang kebaikan. Semakin intens interaksinya maka semakin merata kemajuan yang didapat dari kedua macam wilayah tersebut. Seperti banyaknya keuntungan yang didapat dari interaksi tersebut, ada juga dampak-dampak negative akibat interaksi antara perkotaan dan pedesaan. Semua itu kembali kepada kemampuan masyarakatnya untuk memilih yang mana hal-hal yang dapat diambil manfaatnya dari daerah satu ke daerah lain, dan hal mana yang harus dibuang sebagai kelemahan daerah lain tersebut.
PERAN PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI
Sebagai suatu entitas yang terkait dalam budaya dan peradaban manusia, pendidikan di berbagai belahan dunia mengalami perubahan sangat mendasar dalam era globalisasi. Ada banyak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dinikmati umat manusia. Namun sebaliknya,kemajuan tersebut juga beriringan dengan kesengsaraan banyak anak manusia, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini. Pendidikan sudah menjadi komoditas yang makin menarik. Suatu fenomena menarik dalam hal pembiayaan pendidikan menunjukkan gejala industrialisasi sekolah. Bahkan beberapa sekolah mahal didirikan dan dikaitkan dengan pengembangan suatu kompleks perumahan elite. Sekolah-sekolah nasional plus di kota-kota besar di Indonesia dimiliki oleh pebisnis tingkat nasional dan didirikan dengan mengandalkan jaringan multinasional berupa adopsi kurikulum dan staf pengajar asing.
Otonomi pendidikan tinggi membawa implikasi hak dan kewajiban perguruan tinggi negeri dan swasta untuk mengatur pengelolaannya sendiri termasuk mencari sumber-sumber pendapatan untuk menghidupi diri. Konsekuensi logis dari otonomi kampus, saat ini perguruan tinggi seakan berlomba membuka program baru atau menjalankan strategi penjaringan mahasiswa baru untuk mendatangkan dana. Perdebatan antara anti-otonomi dan pro-otonomi perguruan tinggi tidak akan berkesudahan dan mencapai titik temu. Berkurangnya tanggung jawab pemerintah dalam pembiayaan pendidikan mengarah pada gejala privatisasi pendidikan. Dikotomi sekolah negeri dan swasta menjadi kabur dan persaingan antarsekolah akan makin seru. Akibat langsung dari privatisasi pendidikan adalah segregasi siswa berdasarkan status sosio-ekonomi. Atau, kalaupun fenomena itu sudah terjadi di beberapa kota, pemisahan antara siswa dari keluarga miskin dan kaya akan makin jelas dan kukuh.
Siswa-siswa dari keluarga miskin tidak akan mampu menanggung biaya yang makin mencekik sehingga mereka akan terpaksa mencari dan terkonsentrasi di sekolah-sekolah yang minimalis (baca: miskin) Sementara itu, siswa-siswa dari kelas menengah dan atas bebas memilih sekolah dengan sarana dan prasarana yang memadai. Selanjutnya, karena sekolah-sekolah ini mendapatkan iuran pendidikan yang memadai dari siswa, sekolah-sekolah ini juga akan mempunyai lebih banyak keleluasaan untuk makin membenahi diri dan meningkatkan mutu pendidikan. Jadi, sekolah yang sudah baik akan menjadi (atau mempunyai kesempatan) untuk menjadi lebih baik. Sebaliknya, sekolah yang miskin akan makin terperosok dalam kebangkrutan.
Dalam dinamika globalisasi, anak-anak bangsa tercecer dalam berbagai sekolah
yang beragam menurut latar belakang sosioekonomi yang berbeda. Negara belum mampu memberikan kesempatan yang adil bagi semua anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Sampai saat ini, belum tampak adanya pembenahan yang signifikan dan terpadu untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat pendidikan tinggi. Muncul pertanyaan besar: Ke mana arah pendidikan di Indonesia?
Pendidikan dimaksudkan sebagai mempersiapkan anak-anak bangsa untuk menghadapi masa depan dan menjadikan bangsa ini bermartabat di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Masa depan yang selalu berkembang menuntut pendidikan untuk selalu menyesuaikan diri dan menjadi lokomotif dari proses demokratisasi dan pembangunan bangsa. Pendidikan membentuk masa depan bangsa. Akan tetapi, pendidikan yang masih menjadi budak sistem politik masa kini telah kehilangan jiwa dan kekuatan untuk memastikan reformasi bangsa sudah berjalan sesuai dengan tujuan dan berada pada rel yang tepat. Dalam konteks globalisasi, pendidikan di Indonesia perlu membiasakan anak-anak untuk memahami eksistensi bangsa dalam kaitan dengan eksistensi bangsa-bangsa lain dan segala persoalan dunia. Pendidikan nasional perlu mempertimbangkan bukan hanya {state building] dan {nation building] melainkan juga {capacity building.] Birokrasi pendidikan di tingkat nasional perlu fokus pada kebijakan yang strategis dan visioner serta tidak terjebak untuk melakukan tindakan instrumental dan teknis seperti UAN/UNAS. Dengan kebijakan otonomi daerah, setiap kabupaten perlu difasilitasi untuk mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat namun bermutu tinggi. Pendidikan berbasis masyarakat ini diharapkan bisa menjadi lahan persemaian bagi anak-anak dari berbagai latar belakang untuk mengenali berbagai persoalan dan sumber daya dalam masyarakat serta terus mencari upaya-upaya untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik.
Globalisasi ekonomi dan era informasi mendorong industri menggunakan sumber daya manusia lulusan perguruan tinggi yang kompeten dan memiliki jiwa kewirausahaan. Akan tetapi tidak setiap lulusan perguruan tinggi memiliki jiwa kewirausahaan seperti yang diinginkan oleh lapangan kerja tersebut. Kenyataan menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan. Di sisi lain, krisis ekonomi menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh, dan bahkan berkurang karena bangkrut. Dalam kondisi seperti ini, maka lulusan perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta kerja. Keduanya memerlukan jiwa kewirausahaan. Oleh karena itu, agar supaya perguruan tinggi mampu memenuhi tuntutan tersebut, berbagai inovasi diperlukan diantaranya adalah inovasi pembelajaran dalam membangun generasi technopreneurship di era informasi sekarang ini. Ada suatu pendapat bahwa, saat ini sebagian besar lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih lemah jiwa kewirausahaannya. Sedangkan sebagian kecil yang telah memiliki jiwa kewirausahaan, umumnya karena berasal dari keluarga pengusaha atau dagang. Dalam kenyataan menunjukkan bahwa kewirausahaan adalah merupakan jiwa yang bisa dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan umumnya memiliki potensi menjadi pengusaha tetapi bukan jaminan menjadi pengusaha, dan pengusaha umumnya memiliki jiwa kewirausahaan. Proses pembelajaran yang merupakan inkubator bisnis berbasis teknologi ini dirancang sebagai usaha untuk mensinergikan teori (20%) dan Praktek (80%) dari berbagai kompetensi bidang ilmu yang diperoleh dalam bidang teknologi & industri. Inkubator bisnis ini dijadikan sebagai pusat kegiatan pembelajaran dengan atmosfir bisnis yang kondusif serta didukung oleh fasilitas laboratorium yang memadai.
Tujuan implementasi inovasi dari kegiatan inkubator bisnis berbasis teknologi ini adalah menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa sebagai peserta didik. Sedangkan manfaat yang diperoleh bagi institusi adalah tercapainya misi institusi dalam membangun generasi technopreneurship dan meningkatnya relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Sedangkan manfaat bagi mitra kerja adalah terjalinnya kerja sama bisnis dan edukasi. Kerjasama ini dikembangkan dalam bentuk bisnis riil produk sejenis yang memiliki potensi ekonomi pasar yang cukup tinggi.
Proses globalisasi yang sedang terjadi saat ini, menuntut perubahan perekonomian Indonesia dari resourced based ke knowledge based. Resource based yang mengandalkan kekayaan dan keragaman sumber daya alam umumnya menghasilkan komoditi dasar dengan nilai tambah yang kecil. Salah satu kunci penciptaan knowledge based economy adalah adanya technology entrepreneurs atau disingkat techno-preneur yang merintis bisnis baru dengan mengandalkan pada inovasi. Hightech business merupakan contoh klasik bisnis yang dirintis oleh technopreneurs.
Bisnis teknologi dunia saat ini didominasi oleh sektor teknologi informasi, bioteknologi dan material baru serta berbagai pengembangan usaha yang berbasiskan inovasi teknologi. Bisnis teknologi dikembangkan dengan adanya sinergi antara teknopreneur sebagai pengagas bisnis, Perguruan Tinggi dan lembaga penelitian sebagai pusat inovasi teknologi baru, serta perusahaan modal ventura yang memiliki kompetensi dalam pendanaan.
Jumlah usaha kecil menengah berbasis teknologi (UKMT) di Indonesia berkembang dengan pesat. Kecenderungan peningkatan ini lebih didorong oleh terbatasnya peluang kerja di industri-industri besar karena pengaruh krisis ekonomi dan mulai munculnya technopreneurship di kalangan lulusan pendidikan tinggi teknik.
Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan akan semakin ketat, sehingga sangat dibutuhkan kebijakan-kebijakan dan aktivitas-aktivitas secara langsung yang dapat meningkatkan daya saing UKMT di kemudian hari. Kesulitan dan hambatan pada UKMT di Indonesia dalam mengembangkan usahanya adalah lemahnya jalur pemasaran, dukungan teknologi dan terbatasnya permodalan. Terlebih lagi, bagi pengusaha pemula, masalah ini akan terlihat lebih besar dan menjadi kendala cukup besar dalam mengembangkan usahanya.
Sampai saat ini belum banyak institusi pemerintah maupun swasta yang dapat memberikan dukungan secara langsung untuk pengembangan UKMT khususnya bagi pengusaha pemula. Sehingga sangat dibutuhkan suatu wadah yang dapat memberikan dukungan langsung berupa fasilitas-fasilitas yang dapat membantu UKMT khususnya membantu pengusaha pemula dalam melaksanakan dan mengembangkan usahanya.
Dalam rangka turut serta membantu dan mendukung secara langsung kegiatan UKMT khususnya kegiatan pengusaha pemula, maka dipandang sangat perlu untuk dapat membangun suatu wadah yang memiliki fasilitas yang dapat mendukung secara langsung kegiatan operasional, promosi, pemasaran, konsultasi teknologi produksi, investasi dan permodalan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, diharapkan UKMT khususnya pengusaha pemula di Indonesia dapat mengembangkan usahanya lebih cepat dan terarah.
Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi kesehatan jiwa bagi anak bangsa, semoga munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini. Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global. mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan juga Bangsa Indonesia.
Otonomi pendidikan tinggi membawa implikasi hak dan kewajiban perguruan tinggi negeri dan swasta untuk mengatur pengelolaannya sendiri termasuk mencari sumber-sumber pendapatan untuk menghidupi diri. Konsekuensi logis dari otonomi kampus, saat ini perguruan tinggi seakan berlomba membuka program baru atau menjalankan strategi penjaringan mahasiswa baru untuk mendatangkan dana. Perdebatan antara anti-otonomi dan pro-otonomi perguruan tinggi tidak akan berkesudahan dan mencapai titik temu. Berkurangnya tanggung jawab pemerintah dalam pembiayaan pendidikan mengarah pada gejala privatisasi pendidikan. Dikotomi sekolah negeri dan swasta menjadi kabur dan persaingan antarsekolah akan makin seru. Akibat langsung dari privatisasi pendidikan adalah segregasi siswa berdasarkan status sosio-ekonomi. Atau, kalaupun fenomena itu sudah terjadi di beberapa kota, pemisahan antara siswa dari keluarga miskin dan kaya akan makin jelas dan kukuh.
Siswa-siswa dari keluarga miskin tidak akan mampu menanggung biaya yang makin mencekik sehingga mereka akan terpaksa mencari dan terkonsentrasi di sekolah-sekolah yang minimalis (baca: miskin) Sementara itu, siswa-siswa dari kelas menengah dan atas bebas memilih sekolah dengan sarana dan prasarana yang memadai. Selanjutnya, karena sekolah-sekolah ini mendapatkan iuran pendidikan yang memadai dari siswa, sekolah-sekolah ini juga akan mempunyai lebih banyak keleluasaan untuk makin membenahi diri dan meningkatkan mutu pendidikan. Jadi, sekolah yang sudah baik akan menjadi (atau mempunyai kesempatan) untuk menjadi lebih baik. Sebaliknya, sekolah yang miskin akan makin terperosok dalam kebangkrutan.
Dalam dinamika globalisasi, anak-anak bangsa tercecer dalam berbagai sekolah
yang beragam menurut latar belakang sosioekonomi yang berbeda. Negara belum mampu memberikan kesempatan yang adil bagi semua anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Sampai saat ini, belum tampak adanya pembenahan yang signifikan dan terpadu untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat pendidikan tinggi. Muncul pertanyaan besar: Ke mana arah pendidikan di Indonesia?
Pendidikan dimaksudkan sebagai mempersiapkan anak-anak bangsa untuk menghadapi masa depan dan menjadikan bangsa ini bermartabat di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Masa depan yang selalu berkembang menuntut pendidikan untuk selalu menyesuaikan diri dan menjadi lokomotif dari proses demokratisasi dan pembangunan bangsa. Pendidikan membentuk masa depan bangsa. Akan tetapi, pendidikan yang masih menjadi budak sistem politik masa kini telah kehilangan jiwa dan kekuatan untuk memastikan reformasi bangsa sudah berjalan sesuai dengan tujuan dan berada pada rel yang tepat. Dalam konteks globalisasi, pendidikan di Indonesia perlu membiasakan anak-anak untuk memahami eksistensi bangsa dalam kaitan dengan eksistensi bangsa-bangsa lain dan segala persoalan dunia. Pendidikan nasional perlu mempertimbangkan bukan hanya {state building] dan {nation building] melainkan juga {capacity building.] Birokrasi pendidikan di tingkat nasional perlu fokus pada kebijakan yang strategis dan visioner serta tidak terjebak untuk melakukan tindakan instrumental dan teknis seperti UAN/UNAS. Dengan kebijakan otonomi daerah, setiap kabupaten perlu difasilitasi untuk mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat namun bermutu tinggi. Pendidikan berbasis masyarakat ini diharapkan bisa menjadi lahan persemaian bagi anak-anak dari berbagai latar belakang untuk mengenali berbagai persoalan dan sumber daya dalam masyarakat serta terus mencari upaya-upaya untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik.
Globalisasi ekonomi dan era informasi mendorong industri menggunakan sumber daya manusia lulusan perguruan tinggi yang kompeten dan memiliki jiwa kewirausahaan. Akan tetapi tidak setiap lulusan perguruan tinggi memiliki jiwa kewirausahaan seperti yang diinginkan oleh lapangan kerja tersebut. Kenyataan menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan. Di sisi lain, krisis ekonomi menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh, dan bahkan berkurang karena bangkrut. Dalam kondisi seperti ini, maka lulusan perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta kerja. Keduanya memerlukan jiwa kewirausahaan. Oleh karena itu, agar supaya perguruan tinggi mampu memenuhi tuntutan tersebut, berbagai inovasi diperlukan diantaranya adalah inovasi pembelajaran dalam membangun generasi technopreneurship di era informasi sekarang ini. Ada suatu pendapat bahwa, saat ini sebagian besar lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih lemah jiwa kewirausahaannya. Sedangkan sebagian kecil yang telah memiliki jiwa kewirausahaan, umumnya karena berasal dari keluarga pengusaha atau dagang. Dalam kenyataan menunjukkan bahwa kewirausahaan adalah merupakan jiwa yang bisa dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan umumnya memiliki potensi menjadi pengusaha tetapi bukan jaminan menjadi pengusaha, dan pengusaha umumnya memiliki jiwa kewirausahaan. Proses pembelajaran yang merupakan inkubator bisnis berbasis teknologi ini dirancang sebagai usaha untuk mensinergikan teori (20%) dan Praktek (80%) dari berbagai kompetensi bidang ilmu yang diperoleh dalam bidang teknologi & industri. Inkubator bisnis ini dijadikan sebagai pusat kegiatan pembelajaran dengan atmosfir bisnis yang kondusif serta didukung oleh fasilitas laboratorium yang memadai.
Tujuan implementasi inovasi dari kegiatan inkubator bisnis berbasis teknologi ini adalah menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa sebagai peserta didik. Sedangkan manfaat yang diperoleh bagi institusi adalah tercapainya misi institusi dalam membangun generasi technopreneurship dan meningkatnya relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Sedangkan manfaat bagi mitra kerja adalah terjalinnya kerja sama bisnis dan edukasi. Kerjasama ini dikembangkan dalam bentuk bisnis riil produk sejenis yang memiliki potensi ekonomi pasar yang cukup tinggi.
Proses globalisasi yang sedang terjadi saat ini, menuntut perubahan perekonomian Indonesia dari resourced based ke knowledge based. Resource based yang mengandalkan kekayaan dan keragaman sumber daya alam umumnya menghasilkan komoditi dasar dengan nilai tambah yang kecil. Salah satu kunci penciptaan knowledge based economy adalah adanya technology entrepreneurs atau disingkat techno-preneur yang merintis bisnis baru dengan mengandalkan pada inovasi. Hightech business merupakan contoh klasik bisnis yang dirintis oleh technopreneurs.
Bisnis teknologi dunia saat ini didominasi oleh sektor teknologi informasi, bioteknologi dan material baru serta berbagai pengembangan usaha yang berbasiskan inovasi teknologi. Bisnis teknologi dikembangkan dengan adanya sinergi antara teknopreneur sebagai pengagas bisnis, Perguruan Tinggi dan lembaga penelitian sebagai pusat inovasi teknologi baru, serta perusahaan modal ventura yang memiliki kompetensi dalam pendanaan.
Jumlah usaha kecil menengah berbasis teknologi (UKMT) di Indonesia berkembang dengan pesat. Kecenderungan peningkatan ini lebih didorong oleh terbatasnya peluang kerja di industri-industri besar karena pengaruh krisis ekonomi dan mulai munculnya technopreneurship di kalangan lulusan pendidikan tinggi teknik.
Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan akan semakin ketat, sehingga sangat dibutuhkan kebijakan-kebijakan dan aktivitas-aktivitas secara langsung yang dapat meningkatkan daya saing UKMT di kemudian hari. Kesulitan dan hambatan pada UKMT di Indonesia dalam mengembangkan usahanya adalah lemahnya jalur pemasaran, dukungan teknologi dan terbatasnya permodalan. Terlebih lagi, bagi pengusaha pemula, masalah ini akan terlihat lebih besar dan menjadi kendala cukup besar dalam mengembangkan usahanya.
Sampai saat ini belum banyak institusi pemerintah maupun swasta yang dapat memberikan dukungan secara langsung untuk pengembangan UKMT khususnya bagi pengusaha pemula. Sehingga sangat dibutuhkan suatu wadah yang dapat memberikan dukungan langsung berupa fasilitas-fasilitas yang dapat membantu UKMT khususnya membantu pengusaha pemula dalam melaksanakan dan mengembangkan usahanya.
Dalam rangka turut serta membantu dan mendukung secara langsung kegiatan UKMT khususnya kegiatan pengusaha pemula, maka dipandang sangat perlu untuk dapat membangun suatu wadah yang memiliki fasilitas yang dapat mendukung secara langsung kegiatan operasional, promosi, pemasaran, konsultasi teknologi produksi, investasi dan permodalan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, diharapkan UKMT khususnya pengusaha pemula di Indonesia dapat mengembangkan usahanya lebih cepat dan terarah.
Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi kesehatan jiwa bagi anak bangsa, semoga munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini. Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global. mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan juga Bangsa Indonesia.
STRATEGI MERANCANG TUJUAN INSTRUKSIONAL
Seseorang guru yang mengajar tanpa menetapkan tujuan instruksional terlebih dahulu dan mengajar tanpa berpedoman pada tujuan instruksional ibaratkan nahkoda yang berlayar tanpa menggunakan kompas yang mengakibatkan meraba – raba menentukan tujuan yang hendak di capai. Dalam kenyataan nya masih sangat banyak guru yang mengabaikan tentang persiapan pengajaran seperti tersebut di atas.
Tujuan instruksional menurut Robbert F. Mager sebagai tujuan perilaku yang hendak di capai atau yang dapat dikerjakan siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu.
Manfaat tujuan instruksional ( baik umum maupun khusus ) adalah sebagai dasar dalam :
Menyusun instrumen tes ( pretes atau posttes )
Merancang strategi instruksional
Menyusun spesifikasi dan memilih media yang cocok
Melaksanakan proses belajar
Tujuan instruksional memiliki taksonomi yang di nyatakan oleh Benyamin S. Bloom dan Krathwool. Menurut mereka tujuan instruksional diklasifikasikan menjadi tiga kelompok atau kawasan. Sampai saat ini taksonomi itu masih seringdi pakai sebagai dasar pengembangan tujuan instruksional di berbagai kegiatan, adapun kawasan itu adalah sebagai berikut :
A. Kawasan Kognitif (pemahaman)
kawasan kognitif dan ifisien adalah dua dari tiga kawasan tujuan insrtuksional yang memiliki klasifikasi atau rincian yang paling detil, sehingga seolah-olah merupakan suatu system tersendiri.
Kawasan koknitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut :
1.TINGKAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah di terima sebelumnya,seperti misalnya:fakta,terminology,rumus,strategi pemecahan masalah,dan sebegainya.
Contoh:
siswa dapat menyebutkan kembali nama-nama manteri dalam cabinet gotong royong
siswa dapat menggambarkan struktur kelembagaan negara Indonesia
1. TINGKAT PEMAHAMAN (COMPREHENSION)
Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,informasi yang telah di ketahui dengan kata-kata ssendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan menerjemakan atau menyebutkan kembali yang telah di dengar dengan kata-kata sendiri.
Contoh:
Siswa dapat menjelaskan tentang cara menanggulangi bahaya banjir.
Siswa dapat menkajiulang akibat penggundulan hutan.
3 TINGKAT PENERAPAN (APLICATION)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
Siswa dapat mendemonstrasikan cara menendang bola dengan benar.
Siswa dapat mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang telah diajarkan guru di sekolah.
4. TINGKAT ANALISIS (ANALYSYS)
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta,konsep,pendapat,asumsi,hipotesa atau kesimpulan,dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.
Contoh :
Siswa dapat menginventrasir kewajiban sebagai warga negara Indonesia
Siswa dapat menganalisis sejauh mana hasil diskusi mereka tentang kewajiban dan hak sebagai warga negara Indonesia.
5. TINGKAT SINTESIS ( synthesis )
Sintesis disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
Contoh :
Siswa dapat mengumpulkan dana untuk bantuan terhadap rekannya yang tertimpa musibah.
Siswa dapat menyiapkan bahan pelajaran yang akan didiskusikan.
6. TINGKAT EVALUASI ( evaluation )
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaiandan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria tertentu.
Contoh :
Siswa dapat memilih kegiatan sesuai dengan bakatnya dari kegiatan pilihan yang telah di tetapkan sekolah.
Siswa dapat mengoreksi conversationnya melalui rekaman tip.
B. Kawasan Afektif ( sikap dan perilaku )
Kawasan efektif merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai, dan sikap hati ( attitude ) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan tehadap sesuatu.Perumusan tujuan instruksional pada kawasan afektif tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan kawasan kognitif, tetapi dalam mengukur hasil belajarnya jauh lebih sukar karena menyangkut kawasan sikap dan apresiasi.
Untuk memperoleh gambaran tentang kawasan tujuan instruksional afektif secara utuh, berikut ini akan di jelaskan setiap tingkat secara berurutan beberapa contoh kongkrit berikut ini :
1. Tingkat menerima ( receiving )
Menerima disini di artikan sebagai proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang adanya ( stimulus ) tertentu yang mengandung estetika.
Contoh :
Kemampuan seseorang siswa untuk mendengar berita di televise dengan sungguh-sungguh tentang bencana banjir yang melanda negara Ceko
Kesadaran para siswa bahwa kesulitan-kesulitan yang di temui selama belajar adalah tantangan bagi masa depannya.
2. Tingkat Tanggapan ( responding )
Tanggapan atau jawaban ( responding ) mempunyai beberapa pengertian, antara lain sebagai berikut :
a. Tanggapan dilihat dari segi pendidikan di artikan sebagai perilaku baru dari sasaran didik ( siswa ) sebagai manifestasi dari pendapatnya yang timbul karena adanya perangsang pada saat ia belajar.
b. Tanggapan di lihat dari segi psikologi perilaku ( behavior psychology ) adalah segala perubahan perilaku organisme yang terjadi atau yang timbul karena adanya perangsang dan perubahan tersebut dapat diamati.
c. Tanggapan dilihat dari segi adanya kemampuan dan kemauan untuk bereaksi terhadap suatu kejadian ( stimulus ) dengan cara berpartisipasi dalam berbagi bentuk.
Contoh :
Para siswa tingkat 1 SMU hadir pada diskusi yang dilaksanakan oleh kakak tingkat mereka dengan topic bahaya narkoba dan pengaruhnya terhadap masa depan remaja.
Para siswa aktif memperdebatkan masalah yang dilontarkan gurunya.
3. Tingkat menilai
Menilai dapat di artikan :
Pengakuan secara objektif ( jujur ) bahwa siswa itu objek, system atau benda tertentu mempunyai kadar manfaat.
Kemauan untuk menerima suatu objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek tersebut mempunyai nilai atau kekuatan, dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap atau perilaku positif atau negative.
4. Tingkat organisasi ( organization )
Organisasi dapat diartikan sebagai :
Proses konseptualisasi nilai-nilai dan menyusun hubungan antar nilai-nilai tersebut, kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik untuk di terapkan.
Kemungkinan untuk mengorganisasikan nilai-nilai, menentukan hubungan antar nilai itu lebih domonin di banding nilai yang lain apabila kepadanya karena di berikan berbagai nilai.
5. Tingkat karakterisasi ( characterization )
Karakterisasi adalah sikap dan perbuatan yang secara konsisten di lakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya, sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah sudah menjadi cirri-ciri perlakunya.
B. KAWASAN PSIKOMOTOR ( psychomotor domain )
Terdiri dari :
a. Gerakan seluruh badan ( gross body movement )
b. Gerakan yang terkoordinasi ( coordination movements )
c. Komunikasi nonverbal ( nonverbal communication )
d. Kebolehan dalam berbicara ( speech behavior )
Tujuan instruksional menurut Robbert F. Mager sebagai tujuan perilaku yang hendak di capai atau yang dapat dikerjakan siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu.
Manfaat tujuan instruksional ( baik umum maupun khusus ) adalah sebagai dasar dalam :
Menyusun instrumen tes ( pretes atau posttes )
Merancang strategi instruksional
Menyusun spesifikasi dan memilih media yang cocok
Melaksanakan proses belajar
Tujuan instruksional memiliki taksonomi yang di nyatakan oleh Benyamin S. Bloom dan Krathwool. Menurut mereka tujuan instruksional diklasifikasikan menjadi tiga kelompok atau kawasan. Sampai saat ini taksonomi itu masih seringdi pakai sebagai dasar pengembangan tujuan instruksional di berbagai kegiatan, adapun kawasan itu adalah sebagai berikut :
A. Kawasan Kognitif (pemahaman)
kawasan kognitif dan ifisien adalah dua dari tiga kawasan tujuan insrtuksional yang memiliki klasifikasi atau rincian yang paling detil, sehingga seolah-olah merupakan suatu system tersendiri.
Kawasan koknitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut :
1.TINGKAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah di terima sebelumnya,seperti misalnya:fakta,terminology,rumus,strategi pemecahan masalah,dan sebegainya.
Contoh:
siswa dapat menyebutkan kembali nama-nama manteri dalam cabinet gotong royong
siswa dapat menggambarkan struktur kelembagaan negara Indonesia
1. TINGKAT PEMAHAMAN (COMPREHENSION)
Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,informasi yang telah di ketahui dengan kata-kata ssendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan menerjemakan atau menyebutkan kembali yang telah di dengar dengan kata-kata sendiri.
Contoh:
Siswa dapat menjelaskan tentang cara menanggulangi bahaya banjir.
Siswa dapat menkajiulang akibat penggundulan hutan.
3 TINGKAT PENERAPAN (APLICATION)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
Siswa dapat mendemonstrasikan cara menendang bola dengan benar.
Siswa dapat mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang telah diajarkan guru di sekolah.
4. TINGKAT ANALISIS (ANALYSYS)
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta,konsep,pendapat,asumsi,hipotesa atau kesimpulan,dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.
Contoh :
Siswa dapat menginventrasir kewajiban sebagai warga negara Indonesia
Siswa dapat menganalisis sejauh mana hasil diskusi mereka tentang kewajiban dan hak sebagai warga negara Indonesia.
5. TINGKAT SINTESIS ( synthesis )
Sintesis disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
Contoh :
Siswa dapat mengumpulkan dana untuk bantuan terhadap rekannya yang tertimpa musibah.
Siswa dapat menyiapkan bahan pelajaran yang akan didiskusikan.
6. TINGKAT EVALUASI ( evaluation )
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaiandan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria tertentu.
Contoh :
Siswa dapat memilih kegiatan sesuai dengan bakatnya dari kegiatan pilihan yang telah di tetapkan sekolah.
Siswa dapat mengoreksi conversationnya melalui rekaman tip.
B. Kawasan Afektif ( sikap dan perilaku )
Kawasan efektif merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai, dan sikap hati ( attitude ) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan tehadap sesuatu.Perumusan tujuan instruksional pada kawasan afektif tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan kawasan kognitif, tetapi dalam mengukur hasil belajarnya jauh lebih sukar karena menyangkut kawasan sikap dan apresiasi.
Untuk memperoleh gambaran tentang kawasan tujuan instruksional afektif secara utuh, berikut ini akan di jelaskan setiap tingkat secara berurutan beberapa contoh kongkrit berikut ini :
1. Tingkat menerima ( receiving )
Menerima disini di artikan sebagai proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang adanya ( stimulus ) tertentu yang mengandung estetika.
Contoh :
Kemampuan seseorang siswa untuk mendengar berita di televise dengan sungguh-sungguh tentang bencana banjir yang melanda negara Ceko
Kesadaran para siswa bahwa kesulitan-kesulitan yang di temui selama belajar adalah tantangan bagi masa depannya.
2. Tingkat Tanggapan ( responding )
Tanggapan atau jawaban ( responding ) mempunyai beberapa pengertian, antara lain sebagai berikut :
a. Tanggapan dilihat dari segi pendidikan di artikan sebagai perilaku baru dari sasaran didik ( siswa ) sebagai manifestasi dari pendapatnya yang timbul karena adanya perangsang pada saat ia belajar.
b. Tanggapan di lihat dari segi psikologi perilaku ( behavior psychology ) adalah segala perubahan perilaku organisme yang terjadi atau yang timbul karena adanya perangsang dan perubahan tersebut dapat diamati.
c. Tanggapan dilihat dari segi adanya kemampuan dan kemauan untuk bereaksi terhadap suatu kejadian ( stimulus ) dengan cara berpartisipasi dalam berbagi bentuk.
Contoh :
Para siswa tingkat 1 SMU hadir pada diskusi yang dilaksanakan oleh kakak tingkat mereka dengan topic bahaya narkoba dan pengaruhnya terhadap masa depan remaja.
Para siswa aktif memperdebatkan masalah yang dilontarkan gurunya.
3. Tingkat menilai
Menilai dapat di artikan :
Pengakuan secara objektif ( jujur ) bahwa siswa itu objek, system atau benda tertentu mempunyai kadar manfaat.
Kemauan untuk menerima suatu objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek tersebut mempunyai nilai atau kekuatan, dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap atau perilaku positif atau negative.
4. Tingkat organisasi ( organization )
Organisasi dapat diartikan sebagai :
Proses konseptualisasi nilai-nilai dan menyusun hubungan antar nilai-nilai tersebut, kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik untuk di terapkan.
Kemungkinan untuk mengorganisasikan nilai-nilai, menentukan hubungan antar nilai itu lebih domonin di banding nilai yang lain apabila kepadanya karena di berikan berbagai nilai.
5. Tingkat karakterisasi ( characterization )
Karakterisasi adalah sikap dan perbuatan yang secara konsisten di lakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya, sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah sudah menjadi cirri-ciri perlakunya.
B. KAWASAN PSIKOMOTOR ( psychomotor domain )
Terdiri dari :
a. Gerakan seluruh badan ( gross body movement )
b. Gerakan yang terkoordinasi ( coordination movements )
c. Komunikasi nonverbal ( nonverbal communication )
d. Kebolehan dalam berbicara ( speech behavior )
STRATEGI KOGNITIF
Strategi kognitif menurut GAGNE adalah kemampuan internal seseorang untuk berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Kemampuan strategi kognitif menyebabkan proses berfikir unik di dalam menganalisa, memecahkan masalah, dan di dalam mengambil keputusan.
Strategi kognitif lahir berdasarkan paradigma konstruktivism, menurut von Glasersfed pengertian konstruksi kognitiv muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas di perdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Piaget menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa organisme itu bukan suatu penyebab yang pasif dalam perkembangan genetic. Perubahan genetic bukanlah kejadian kebetulan yang menyebabkan makhluk tetap bertahan hidup oleh seleksi alam, adaptasi biologi dan proses interaksi antara organisme dan lingkunganlah yang menyebabkan makhluk itu hidup.
Menurut Piaget Perkembangan fungsi kognitif terdiri dari 4 faktor, yaitu : lingkungan fisik, kematangan, pengaruh social, dan proses pengaturan diri. Yang disebut ekuilibrasi. Piaget memberikan fungsi intelek dari tiga prespektif, yaitu sebagai berikut :
1. Proses mandasar yang terjadi dalam interaksi dengan lingkungan
( asimilasi,akomodasi, dan equilibrasi ).
2. Cara bagaimana pengetahuan disusun ( pengalaman fisik dan logismatetis )
3. Perbedaan kualitatif dalam berfikir dalam berbagai tahap perkembangan
( skema tindakan dari bayi,berfikir praoperasional,operasi konkrit )
ASIMILASI adalah yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam fikirannya.
AKOMODASI sesuatu yang sering terjadi dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru, seseorang tidak dapat mengasimilasi pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah ia punyai. Skema yang baru itu bisa saja tidak cocok dengan skema yang sudah ada. Dalam situasi yang seperti ini biasanya seseorang akan mengadakan akomodasi, yaitu : membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru, atau dengan memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
EQUILIBRATION adalah proses keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi dengan melakukan pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.
Strategi kognitif lahir berdasarkan paradigma konstruktivism, menurut von Glasersfed pengertian konstruksi kognitiv muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas di perdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Piaget menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa organisme itu bukan suatu penyebab yang pasif dalam perkembangan genetic. Perubahan genetic bukanlah kejadian kebetulan yang menyebabkan makhluk tetap bertahan hidup oleh seleksi alam, adaptasi biologi dan proses interaksi antara organisme dan lingkunganlah yang menyebabkan makhluk itu hidup.
Menurut Piaget Perkembangan fungsi kognitif terdiri dari 4 faktor, yaitu : lingkungan fisik, kematangan, pengaruh social, dan proses pengaturan diri. Yang disebut ekuilibrasi. Piaget memberikan fungsi intelek dari tiga prespektif, yaitu sebagai berikut :
1. Proses mandasar yang terjadi dalam interaksi dengan lingkungan
( asimilasi,akomodasi, dan equilibrasi ).
2. Cara bagaimana pengetahuan disusun ( pengalaman fisik dan logismatetis )
3. Perbedaan kualitatif dalam berfikir dalam berbagai tahap perkembangan
( skema tindakan dari bayi,berfikir praoperasional,operasi konkrit )
ASIMILASI adalah yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam fikirannya.
AKOMODASI sesuatu yang sering terjadi dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru, seseorang tidak dapat mengasimilasi pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah ia punyai. Skema yang baru itu bisa saja tidak cocok dengan skema yang sudah ada. Dalam situasi yang seperti ini biasanya seseorang akan mengadakan akomodasi, yaitu : membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru, atau dengan memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
EQUILIBRATION adalah proses keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi dengan melakukan pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.
PENGGOLONGAN POLIMER
1. Polimer di golongkan berdasarkan
a. Berdasarkan asalnya
b. Berdasarkan jenis polimer
c. Berdaasrkan sifat terhadap panas
• Berdasarkan asalnya
Polimer alam adalah polimer yagn terdapat didalam beberapa contoh polimer alam
Polimer monomer polimerisasi Sumber/terdapatnya
Protein
Amilum
Selulosa
Asam nukleat
Karat alam Asam amino
Glukosa
Glukosa
Nukleotida
isoprena Kondensasi
Kondensasi
Kondensasi
Kondensasi
adisi Wol, sutra
Beras, gandum, dll
Kayu (tumbuh-tumbuhan)
DNA, RNA
Getah pohon karet
• Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat di pabrik dan tidak terdapat dialam. Polomer sistematis meliputi semua jenis plastik, serat sistematis, karet sistematis dan nilon
Polimer monomer polimer Sumber/terdapat
Polietilena
PVC
Polipropilena
teflon Etena
Viniklorida
Propena
Tetana fluoetilena Adisi
Adisi
Adisi
Adisi Plastik
Pelapis lantai pipa
Tali plastik, karung plastic, botol-botol
Gasket, panic anti lengket
• Berdasarkan jenis monomernya
a. Homopolimer
Merupakan monomer yang tersusun dari monomer yang sejenis. Contohnya Polietilena, Polipropilena, Polestiren, PVC, Teflon, Amilum, Solusa dan Polisoprena (karet alam) Srtukturnya :
b. Kopolimer
Merupakan monomer yang tidak sejenis. Contohnya Nilon 6,6 dan Dakron. Strukturnya :
• Berdasarkan sifat terhadap panas
Sifat elastis polimer
a. Polimer termo plastik (meliat panas) adalah polimer yang melunak jika di panaskan sehingga dapat dibentuk ulang. Contohnya Poliepilena, PVC, dan Polipropilena. Plomer termo plastik terdiri atas molekul-molekul rantai lurus atau bercabang sehingga bahannya tidak kaku.
b. Polimer Termo Setting (memadat panas) adalah polimer yang tidak melunak jika di panaskan sehingga polimer ini tidak dapat di bentuk ulang. Contohnya Bakelit (plastik yang digunakan untuk peralatan listrik). Plomer ini terdiri atas ikatan silang antara rantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebuh kaku.
a. Berdasarkan asalnya
b. Berdasarkan jenis polimer
c. Berdaasrkan sifat terhadap panas
• Berdasarkan asalnya
Polimer alam adalah polimer yagn terdapat didalam beberapa contoh polimer alam
Polimer monomer polimerisasi Sumber/terdapatnya
Protein
Amilum
Selulosa
Asam nukleat
Karat alam Asam amino
Glukosa
Glukosa
Nukleotida
isoprena Kondensasi
Kondensasi
Kondensasi
Kondensasi
adisi Wol, sutra
Beras, gandum, dll
Kayu (tumbuh-tumbuhan)
DNA, RNA
Getah pohon karet
• Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat di pabrik dan tidak terdapat dialam. Polomer sistematis meliputi semua jenis plastik, serat sistematis, karet sistematis dan nilon
Polimer monomer polimer Sumber/terdapat
Polietilena
PVC
Polipropilena
teflon Etena
Viniklorida
Propena
Tetana fluoetilena Adisi
Adisi
Adisi
Adisi Plastik
Pelapis lantai pipa
Tali plastik, karung plastic, botol-botol
Gasket, panic anti lengket
• Berdasarkan jenis monomernya
a. Homopolimer
Merupakan monomer yang tersusun dari monomer yang sejenis. Contohnya Polietilena, Polipropilena, Polestiren, PVC, Teflon, Amilum, Solusa dan Polisoprena (karet alam) Srtukturnya :
b. Kopolimer
Merupakan monomer yang tidak sejenis. Contohnya Nilon 6,6 dan Dakron. Strukturnya :
• Berdasarkan sifat terhadap panas
Sifat elastis polimer
a. Polimer termo plastik (meliat panas) adalah polimer yang melunak jika di panaskan sehingga dapat dibentuk ulang. Contohnya Poliepilena, PVC, dan Polipropilena. Plomer termo plastik terdiri atas molekul-molekul rantai lurus atau bercabang sehingga bahannya tidak kaku.
b. Polimer Termo Setting (memadat panas) adalah polimer yang tidak melunak jika di panaskan sehingga polimer ini tidak dapat di bentuk ulang. Contohnya Bakelit (plastik yang digunakan untuk peralatan listrik). Plomer ini terdiri atas ikatan silang antara rantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebuh kaku.
STRATEGI MERANCANG TUJUAN INSTRUKSIONAL
Seseorang guru yang mengajar tanpa menetapkan tujuan instruksional terlebih dahulu dan mengajar tanpa berpedoman pada tujuan instruksional ibaratkan nahkoda yang berlayar tanpa menggunakan kompas yang mengakibatkan meraba – raba menentukan tujuan yang hendak di capai. Dalam kenyataan nya masih sangat banyak guru yang mengabaikan tentang persiapan pengajaran seperti tersebut di atas.
Tujuan instruksional menurut Robbert F. Mager sebagai tujuan perilaku yang hendak di capai atau yang dapat dikerjakan siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu.
Manfaat tujuan instruksional ( baik umum maupun khusus ) adalah sebagai dasar dalam :
ü Menyusun instrumen tes ( pretes atau posttes )
ü Merancang strategi instruksional
ü Menyusun spesifikasi dan memilih media yang cocok
ü Melaksanakan proses belajar
Tujuan instruksional memiliki taksonomi yang di nyatakan oleh Benyamin S. Bloom dan Krathwool. Menurut mereka tujuan instruksional diklasifikasikan menjadi tiga kelompok atau kawasan. Sampai saat ini taksonomi itu masih seringdi pakai sebagai dasar pengembangan tujuan instruksional di berbagai kegiatan, adapun kawasan itu adalah sebagai berikut :
1. Kawasan Kognitif (pemahaman)
kawasan kognitif dan ifisien adalah dua dari tiga kawasan tujuan insrtuksional yang memiliki klasifikasi atau rincian yang paling detil, sehingga seolah-olah merupakan suatu system tersendiri.
Kawasan koknitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut :
1.TINGKAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah di terima sebelumnya,seperti misalnya:fakta,terminology,rumus,strategi pemecahan masalah,dan sebegainya.
Contoh:
* siswa dapat menyebutkan kembali nama-nama manteri dalam cabinet gotong royong
* siswa dapat menggambarkan struktur kelembagaan negara Indonesia
1.TINGKAT PEMAHAMAN (COMPREHENSION)
Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,informasi yang telah di ketahui dengan kata-kata ssendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan menerjemakan atau menyebutkan kembali yang telah di dengar dengan kata-kata sendiri.
Contoh:
* Siswa dapat menjelaskan tentang cara menanggulangi bahaya banjir.
* Siswa dapat menkajiulang akibat penggundulan hutan.
3 TINGKAT PENERAPAN (APLICATION)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
* Siswa dapat mendemonstrasikan cara menendang bola dengan benar.
* Siswa dapat mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang telah diajarkan guru di sekolah.
1. TINGKAT ANALISIS (ANALYSYS)
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta,konsep,pendapat,asumsi,hipotesa atau kesimpulan,dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.
Contoh :
* Siswa dapat menginventrasir kewajiban sebagai warga negara Indonesia
* Siswa dapat menganalisis sejauh mana hasil diskusi mereka tentang kewajiban dan hak sebagai warga negara Indonesia.
1. 2. TINGKAT SINTESIS ( synthesis )
Sintesis disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
Contoh :
* Siswa dapat mengumpulkan dana untuk bantuan terhadap rekannya yang tertimpa musibah.
* Siswa dapat menyiapkan bahan pelajaran yang akan didiskusikan.
1. 3. TINGKAT EVALUASI ( evaluation )
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaiandan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria tertentu.
Contoh :
* Siswa dapat memilih kegiatan sesuai dengan bakatnya dari kegiatan pilihan yang telah di tetapkan sekolah.
* Siswa dapat mengoreksi conversationnya melalui rekaman tip.
B. Kawasan Afektif ( sikap dan perilaku )
Kawasan efektif merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai, dan sikap hati ( attitude ) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan tehadap sesuatu.Perumusan tujuan instruksional pada kawasan afektif tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan kawasan kognitif, tetapi dalam mengukur hasil belajarnya jauh lebih sukar karena menyangkut kawasan sikap dan apresiasi.
Untuk memperoleh gambaran tentang kawasan tujuan instruksional afektif secara utuh, berikut ini akan di jelaskan setiap tingkat secara berurutan beberapa contoh kongkrit berikut ini :
1. Tingkat menerima ( receiving )
Menerima disini di artikan sebagai proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang adanya ( stimulus ) tertentu yang mengandung estetika.
Contoh :
* Kemampuan seseorang siswa untuk mendengar berita di televise dengan sungguh-sungguh tentang bencana banjir yang melanda negara Ceko
* Kesadaran para siswa bahwa kesulitan-kesulitan yang di temui selama belajar adalah tantangan bagi masa depannya.
1. 2. Tingkat Tanggapan ( responding )
Tanggapan atau jawaban ( responding ) mempunyai beberapa pengertian, antara lain sebagai berikut :
1. Tanggapan dilihat dari segi pendidikan di artikan sebagai perilaku baru dari sasaran didik ( siswa ) sebagai manifestasi dari pendapatnya yang timbul karena adanya perangsang pada saat ia belajar.
2. Tanggapan di lihat dari segi psikologi perilaku ( behavior psychology ) adalah segala perubahan perilaku organisme yang terjadi atau yang timbul karena adanya perangsang dan perubahan tersebut dapat diamati.
3. Tanggapan dilihat dari segi adanya kemampuan dan kemauan untuk bereaksi terhadap suatu kejadian ( stimulus ) dengan cara berpartisipasi dalam berbagi bentuk.
Contoh :
* Para siswa tingkat 1 SMU hadir pada diskusi yang dilaksanakan oleh kakak tingkat mereka dengan topic bahaya narkoba dan pengaruhnya terhadap masa depan remaja.
* Para siswa aktif memperdebatkan masalah yang dilontarkan gurunya.
1. Tingkat menilai
Menilai dapat di artikan :
* Pengakuan secara objektif ( jujur ) bahwa siswa itu objek, system atau benda tertentu mempunyai kadar manfaat.
* Kemauan untuk menerima suatu objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek tersebut mempunyai nilai atau kekuatan, dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap atau perilaku positif atau negative.
1. Tingkat organisasi ( organization )
Organisasi dapat diartikan sebagai :
* Proses konseptualisasi nilai-nilai dan menyusun hubungan antar nilai-nilai tersebut, kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik untuk di terapkan.
* Kemungkinan untuk mengorganisasikan nilai-nilai, menentukan hubungan antar nilai itu lebih domonin di banding nilai yang lain apabila kepadanya karena di berikan berbagai nilai.
1. Tingkat karakterisasi ( characterization )
Karakterisasi adalah sikap dan perbuatan yang secara konsisten di lakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya, sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah sudah menjadi cirri-ciri perlakunya.
Tujuan instruksional menurut Robbert F. Mager sebagai tujuan perilaku yang hendak di capai atau yang dapat dikerjakan siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu.
Manfaat tujuan instruksional ( baik umum maupun khusus ) adalah sebagai dasar dalam :
ü Menyusun instrumen tes ( pretes atau posttes )
ü Merancang strategi instruksional
ü Menyusun spesifikasi dan memilih media yang cocok
ü Melaksanakan proses belajar
Tujuan instruksional memiliki taksonomi yang di nyatakan oleh Benyamin S. Bloom dan Krathwool. Menurut mereka tujuan instruksional diklasifikasikan menjadi tiga kelompok atau kawasan. Sampai saat ini taksonomi itu masih seringdi pakai sebagai dasar pengembangan tujuan instruksional di berbagai kegiatan, adapun kawasan itu adalah sebagai berikut :
1. Kawasan Kognitif (pemahaman)
kawasan kognitif dan ifisien adalah dua dari tiga kawasan tujuan insrtuksional yang memiliki klasifikasi atau rincian yang paling detil, sehingga seolah-olah merupakan suatu system tersendiri.
Kawasan koknitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut :
1.TINGKAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah di terima sebelumnya,seperti misalnya:fakta,terminology,rumus,strategi pemecahan masalah,dan sebegainya.
Contoh:
* siswa dapat menyebutkan kembali nama-nama manteri dalam cabinet gotong royong
* siswa dapat menggambarkan struktur kelembagaan negara Indonesia
1.TINGKAT PEMAHAMAN (COMPREHENSION)
Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,informasi yang telah di ketahui dengan kata-kata ssendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan menerjemakan atau menyebutkan kembali yang telah di dengar dengan kata-kata sendiri.
Contoh:
* Siswa dapat menjelaskan tentang cara menanggulangi bahaya banjir.
* Siswa dapat menkajiulang akibat penggundulan hutan.
3 TINGKAT PENERAPAN (APLICATION)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
* Siswa dapat mendemonstrasikan cara menendang bola dengan benar.
* Siswa dapat mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang telah diajarkan guru di sekolah.
1. TINGKAT ANALISIS (ANALYSYS)
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta,konsep,pendapat,asumsi,hipotesa atau kesimpulan,dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.
Contoh :
* Siswa dapat menginventrasir kewajiban sebagai warga negara Indonesia
* Siswa dapat menganalisis sejauh mana hasil diskusi mereka tentang kewajiban dan hak sebagai warga negara Indonesia.
1. 2. TINGKAT SINTESIS ( synthesis )
Sintesis disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
Contoh :
* Siswa dapat mengumpulkan dana untuk bantuan terhadap rekannya yang tertimpa musibah.
* Siswa dapat menyiapkan bahan pelajaran yang akan didiskusikan.
1. 3. TINGKAT EVALUASI ( evaluation )
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaiandan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria tertentu.
Contoh :
* Siswa dapat memilih kegiatan sesuai dengan bakatnya dari kegiatan pilihan yang telah di tetapkan sekolah.
* Siswa dapat mengoreksi conversationnya melalui rekaman tip.
B. Kawasan Afektif ( sikap dan perilaku )
Kawasan efektif merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai, dan sikap hati ( attitude ) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan tehadap sesuatu.Perumusan tujuan instruksional pada kawasan afektif tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan kawasan kognitif, tetapi dalam mengukur hasil belajarnya jauh lebih sukar karena menyangkut kawasan sikap dan apresiasi.
Untuk memperoleh gambaran tentang kawasan tujuan instruksional afektif secara utuh, berikut ini akan di jelaskan setiap tingkat secara berurutan beberapa contoh kongkrit berikut ini :
1. Tingkat menerima ( receiving )
Menerima disini di artikan sebagai proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang adanya ( stimulus ) tertentu yang mengandung estetika.
Contoh :
* Kemampuan seseorang siswa untuk mendengar berita di televise dengan sungguh-sungguh tentang bencana banjir yang melanda negara Ceko
* Kesadaran para siswa bahwa kesulitan-kesulitan yang di temui selama belajar adalah tantangan bagi masa depannya.
1. 2. Tingkat Tanggapan ( responding )
Tanggapan atau jawaban ( responding ) mempunyai beberapa pengertian, antara lain sebagai berikut :
1. Tanggapan dilihat dari segi pendidikan di artikan sebagai perilaku baru dari sasaran didik ( siswa ) sebagai manifestasi dari pendapatnya yang timbul karena adanya perangsang pada saat ia belajar.
2. Tanggapan di lihat dari segi psikologi perilaku ( behavior psychology ) adalah segala perubahan perilaku organisme yang terjadi atau yang timbul karena adanya perangsang dan perubahan tersebut dapat diamati.
3. Tanggapan dilihat dari segi adanya kemampuan dan kemauan untuk bereaksi terhadap suatu kejadian ( stimulus ) dengan cara berpartisipasi dalam berbagi bentuk.
Contoh :
* Para siswa tingkat 1 SMU hadir pada diskusi yang dilaksanakan oleh kakak tingkat mereka dengan topic bahaya narkoba dan pengaruhnya terhadap masa depan remaja.
* Para siswa aktif memperdebatkan masalah yang dilontarkan gurunya.
1. Tingkat menilai
Menilai dapat di artikan :
* Pengakuan secara objektif ( jujur ) bahwa siswa itu objek, system atau benda tertentu mempunyai kadar manfaat.
* Kemauan untuk menerima suatu objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa objek tersebut mempunyai nilai atau kekuatan, dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap atau perilaku positif atau negative.
1. Tingkat organisasi ( organization )
Organisasi dapat diartikan sebagai :
* Proses konseptualisasi nilai-nilai dan menyusun hubungan antar nilai-nilai tersebut, kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik untuk di terapkan.
* Kemungkinan untuk mengorganisasikan nilai-nilai, menentukan hubungan antar nilai itu lebih domonin di banding nilai yang lain apabila kepadanya karena di berikan berbagai nilai.
1. Tingkat karakterisasi ( characterization )
Karakterisasi adalah sikap dan perbuatan yang secara konsisten di lakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya, sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah sudah menjadi cirri-ciri perlakunya.
MENGUJI KANDUNGAN NUTRISI PADA MAKANAN
Tujuan : Siswa dapat mengetahui jenis zat nutrisi yang terkandung dalam bahan makanan
Dasar Teori
Dari berbagai literatur menyebutkan bahwa :
A. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas unsur C,H,4,O,karbohidrat membentuk monosakarida,disakarida dan polisakarida.
Fungsi karbohidrat :
1. Sebagai sumber energi
2. Bahan pembentuk protein dan lemak
3. Menjaga keseimbangan asam dan basa
Jika bahan makanan tersebut mengandung amilum, apabila ditetesi lugol maka warnanya berubah menjadi biru sampai hitam.
B. Gula
Gula (glukosa) juga termasuk kedalam karbohidrat, yang tersusun dari unsur-unsur C,H,O. Gula merupakan salah satu jenis monosakarida yang memiliki 6 atom C (heksosa). Gula umumnya bersifat manis dan mudah larut dalam air.
Jika bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat, apabila ditetesi fehling A dan B maka warnanya beruba menjadi hijau sampai orange.
C. protein
Protein tersusun atas unsur-unsur C, H, O, N dan asam amino, serta kadang-kadang juga mengandung unsur S dan P. Asam amino dibagi menjadi dua yaitu, asam amino esensial (yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh) dan asam amino non esensial (yang dapat dibuat sendiri oleh tubuh).
Fungsi Protein :
1. sebagai zat pembangun
2. sebagai sumber energi
3. pengganti sel-sel yang rusak
4. mempertahankan viskositas (kekentalan) darah
jika bahan makanan tersebut mengandung protein , apabila ditetesi biuret maka warnanya akan berubah menjadi ungu.
D. Lemak
Lemak tersusun atas unsur C, H, O. Lemak merupakan ester dari asam lemak dengan gliserin yang membentuk trigiserida.
Fungsi lemak :
1. sebagai sumber energi
2. pelarut Vitamin A, D, E, K dan Zat lain
3. pelindung alat-alat tubuh yang vital
4. salah satu bahan penyusun Hormon dan Vitamin
bahan makan yang mengandung lemak apabila ditetesi etanol maka akan terbentuk emulsi putih keruh.
Alat dan Bahan :
1. Bahan-bahan makanan, misalnya tepung terigu, tepung beras, tepung kanji, roti tawar, kentang, telur, ikan, tahu, tempe, kacang tanah, mentega, buah-buahan (bahan-bahan ini boleh diganti dengan yang lain.
2. larutan lugol/iodium
3. fehling A dan fehling B
4. reagen benedict
5. reugen biuret
6. reagen millon nase
7. etanol
8. kertas koran/
9. akuades
10. pipet tetes
11. dua puluh tabung reaksi dengan raknya
12. bunsen
13. gelas ukur
14. mortar dan pistil
15.parutan dan wadah plastik
16. kertas saring/saringan
Langkah Kerja :
1. Untuk pengujian kandungan nutrisi, bahan makanan yang padat sebaiknya dihancurkan/ diparut dahulu dan dijadikan larutan, masing-masing dengan 100 ml air
2. Ujilah tiap bahan makanan yang ada dengan pengujian sebgai berikut :
1. A. Pengujian Amilum
- Utuk pengujian amilum boleh menggunkan bahan padat atau larutan
- Ambil 1 ml larutan yang akan diuji dan letakkan pada tabung reaksi
- Tetesi dengan larutan lugol yang encer
- Amati perubahan warna yang tejadi pada setiap bahan makanan yang diuji. Jika menunjukkan warna biru sampai hitam berarti bahan makana tersebut mengandung amilum. Warna biru sampai hitam menunjukkan adanya ikatan antara amilum dengan lugol
- Catat makanan apa saja yang mengandung amilum
1. B. Pengujian Gula
- Masukkan 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
- Tetesi dengan fehling A dan fehling B, larutan akan bewarna biru
- Panaskan tabung reaksi yang berisi bahan makanan dan fehling A dan B tadi secara hati-hati diatas bunsen
- Amati perubahan warna yang terjadi, jika warna biru berubah menjadi hijau sampai Oranye berarti bahan makanan tersebut mengandung gula
- Jika pengujian dilakukan dengan larutan benedict bahan makanan yang mengandung gula akan bewarna jingga
- Catat makanan apa saja yang mengandung gula
1. C. Pengujian Protein
- Pengujian protein bisa menggunakan reagen biuret atau reagen millon nase
* Dengan reagen biuret
ü Ambil 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
ü Tetesi dengan 4 tetes reagen biuret, jika warnanya berubah menjadi ungu berarti mengandung protein
* Dengan reagen millon nase
ü Ambil 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
ü Tetesi dengan 4 tetes reagen millon nase, akan terjadi penggumpalan yang bewarna putih
ü Panaskan tabung reaksi diatas bunsen dengan hati-hati
ü Amati perubahan warna yang terjadi, bila warna berubah menjadi merah berarti bahan makanan tersebut mnegandung protein
ü Catat makanan apa saja yang mengandung protein
1. D. Pengujian Lemak
- Pengujian lemak dapat menggunakan kertas koran atau etanol
* Debgan kertas koran
ü Tetesi larutan yang akan diuji pada kertas koran
ü Amati warna pada kertas koran, bila tampak buram, berarti bahan makanan tersebut mengadung lemak
* Dengan etanol
ü Masukkan 5 ml etanol pada tabung reaksi
ü Masukkan 2 tetes larutan bahan makanan yang akan diuji
ü Tuangkanlarutan bahan makanan dan etanol ini ke dalam tabung reksi yang berisi 5 ml air
ü Jika terbentuk emulsi putih keruh berarti bahan makanan yang diuji mengandung lemak
Hasil Pengamatan
1. A. Amilum
NO
Bahan Makanan
Warna
Warna setelah ditetesi lugol
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Putih-kuning Hitam Mengandung amilum
2 Tepung Sagu Putih kental Hitam Mengandung amilum
3 Tepung Beras Putih Hitam Mengandung amilum
4 Tahu Putih-coklat Kuning-hitam Tidak mengandung amilum
5 Roti Putih susu Hitam Tidak mengandung amilum
6 Telur Kuning Kuning-cuklat Tidak mengandung amilum
7 Jeruk Jingga Merah-hitam Tidak mengandung amilum
8 Ikan Teri Abu-hitam Jingga Tidak mengandung amilum
9 Tempe Coklat muda Coklat tua Tidak mengandung amilum
10 Kentang Jingga-merah Kuning-hitam Mengandung amilum
11 Kacang Putih-abu Abu-ungu Tidak mengandung amilum
1. B. Gula
NO
Bahan Makanan
Warna
Warna setelah ditetes fehling A & B
Warna setelah dipanaskan
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Putih-kuning Hijau-hitam Hijau-hitam Tidak mengandung gula
2 Tepung Sagu Putih kental Biru muda Biru tua Tidak mengandung gula
3 Tepung Beras Putih Putih-ungu Kuning-coklat Tidak mengandung gula
4 Tahu Putih-coklat Ungu Abu-abu Tidak mengandung gula
5 Roti Putih susu Biru Jingga Mengandung gula
6 Telur Kuning Ungu Ungu Tidak mengandung gula
7 Jeruk Jingga Hijau lumut Jingga Mengandung gula
8 Ikan Teri Abu-hitam Abu-abu Abu-abu Tidak mengandung gula
9 Tempe Coklat muda Ungu Ungu Tidak mengandung gula
10 Kentang Jingga-merah Hitam-biru Coklat-hijau Tidak mengandung gula
11 Kacang Putih-abu Ungu Ungu Tidak mengandung gula
1. C. Protein
NO
Bahan Makanan
Warna
Warna setelah ditetesi Biuret
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Putih-kuning Biru Tidak mengandung protein
2 Tepung Sagu Putih kental Biru Tidak mengandung protein
3 Tepung Beras Putih Biru Tidak mengandung protein
4 Tahu Putih-coklat Biru Tidak mengandung protein
5 Roti Putih susu Biru Tidak mengandung protein
6 Telur Kuning Ungu-putih Mengandung protein
7 Jeruk Jingga Hijau-kuning Tidak mengandung protein
8 Ikan Teri Abu-hitam Ungu Mengandung protein
9 Tempe Coklat muda Abu-abu Tidak mengandung protein
10 Kentang Jingga-merah Ungu Mengandung protein
11 Kacang Putih-abu Hijau-coklat Tidak mengandung protein
12 Mentega Kuning Kuning-biru Tidak mengandung protein
1. D. Lemak
1. Kertas Koran
NO
Bahan Makanan
Warna kertas setelah ditetes bahan makanan
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
2 Tepung Sagu Tidak buram Tidak mengandung lemak
3 Tepung Beras Tidak buram Tidak mengandung lemak
4 Tahu Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
5 Roti Tidak buram Tidak mengandung lemak
6 Telur Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
7 Jeruk Tidak buram Tidak mengandung lemak
8 Ikan Teri Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
9 Tempe Tidak buram Tidak mengandung lemak
10 Kentang Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
11 Kacang Tidak buram Tidak mengandung lemak
12 Mentega Sangat buram Banyak mengandung lemak
1. Etanol
NO
Bahan Makanan
Keadaan bahan makanan + etanol
Keadaan bahan makanan + etanol + air
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Emulsi putih Emulsi Mengandung lemak
2 Tepung Sagu Tidak emulsi Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
3 Tepung Beras Tidak emulsi Sedikit emulsi Mengandung sedikit sekali lemak
4 Tahu Emulsi putih keruh Emulsi Mengandung lemak
5 Roti Tidak emulsi Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
6 Telur Tidak emulsi (krem) Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
7 Jeruk Tidak emulsi Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
8 Ikan Teri Sedikit emulsi Emulsi Mengandung lemak
9 Tempe Tidak emulsi Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
10 Kentang Emulsi putih Emulsi Mengandung lemak
11 Kacang Emulsi Emulsi Mengandung lemak
12 Mentega Emulsi putih keruh Emulsi Mengandung lemak
Analisis Data
Kita dapat melihat kandungan zat makanan pada tabel di bawah ini :
NO
Bahan Makanan
Kandungan Amilum
Kandungan Gula
Kandungan Protein
Kandungan Lemak
1 Tepung Terigu
ü
-
-
ü
2 Tepung Sagu
ü
-
-
-
3 Tepung Beras
ü
-
-
-
4 Tahu
-
-
-
ü
5 Roti
ü
ü
-
-
6 Telur
-
-
ü
-
7 Jeruk
-
ü
-
8 Ikan Teri
-
-
ü
ü
9 Tempe
-
-
-
-
10 Kentang
ü
-
ü
ü
11 Kacang
-
-
-
ü
12 Mentega
Tidak diuji pada Amilum
Tidak diuji pada Gula
-
ü
Berdasarkan hasil pengamatanmu dalam melakukan uji bahan makanan, maka jawablah pertanyaan di bawah ini :
1. Bahan makanan apa yang memiliki kandungan amilum paling tinggi?
2. Bahan makanan apa yang meamiliki kandungan gula paling tinggi?
3. Bahan makanan apa yang memiliki kandungan protein paling tinggi?
4. Bahan makanan apa saja yang memilki kandungan lemak paling tinggi?
5. Bahan makanan apa yang mengandung lebih dari satu zat organik?
JAWABAN
1. Tepung terigu, tepung beras, dan tepung sagu.
2. Roti.
3. Telur dan ikan teri.
4. Mentega.
5. Tepung terigu, roti, ikan teri, dan kentang.
Kesimpulan dan Saran
1. A. Kesimpulan
v Berdasarkan percobaan ini, diperoleh bahwa sejenis tepung mengandung paling banyak amilum, roti mengandung paling banyak gula, telur dan ikan teri mengandung paling banyak protein, dan mentega mengandung paling banyak lemak.
v Terdapat pula bahan-bahan makanan yang mengandung lebih dari satu zat organik, yakni roti, ikan teri, tepung terigu, dan kentang.
1. B. Saran
v Makanlah makanan yang sehat dan bergizi.
Dasar Teori
Dari berbagai literatur menyebutkan bahwa :
A. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas unsur C,H,4,O,karbohidrat membentuk monosakarida,disakarida dan polisakarida.
Fungsi karbohidrat :
1. Sebagai sumber energi
2. Bahan pembentuk protein dan lemak
3. Menjaga keseimbangan asam dan basa
Jika bahan makanan tersebut mengandung amilum, apabila ditetesi lugol maka warnanya berubah menjadi biru sampai hitam.
B. Gula
Gula (glukosa) juga termasuk kedalam karbohidrat, yang tersusun dari unsur-unsur C,H,O. Gula merupakan salah satu jenis monosakarida yang memiliki 6 atom C (heksosa). Gula umumnya bersifat manis dan mudah larut dalam air.
Jika bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat, apabila ditetesi fehling A dan B maka warnanya beruba menjadi hijau sampai orange.
C. protein
Protein tersusun atas unsur-unsur C, H, O, N dan asam amino, serta kadang-kadang juga mengandung unsur S dan P. Asam amino dibagi menjadi dua yaitu, asam amino esensial (yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh) dan asam amino non esensial (yang dapat dibuat sendiri oleh tubuh).
Fungsi Protein :
1. sebagai zat pembangun
2. sebagai sumber energi
3. pengganti sel-sel yang rusak
4. mempertahankan viskositas (kekentalan) darah
jika bahan makanan tersebut mengandung protein , apabila ditetesi biuret maka warnanya akan berubah menjadi ungu.
D. Lemak
Lemak tersusun atas unsur C, H, O. Lemak merupakan ester dari asam lemak dengan gliserin yang membentuk trigiserida.
Fungsi lemak :
1. sebagai sumber energi
2. pelarut Vitamin A, D, E, K dan Zat lain
3. pelindung alat-alat tubuh yang vital
4. salah satu bahan penyusun Hormon dan Vitamin
bahan makan yang mengandung lemak apabila ditetesi etanol maka akan terbentuk emulsi putih keruh.
Alat dan Bahan :
1. Bahan-bahan makanan, misalnya tepung terigu, tepung beras, tepung kanji, roti tawar, kentang, telur, ikan, tahu, tempe, kacang tanah, mentega, buah-buahan (bahan-bahan ini boleh diganti dengan yang lain.
2. larutan lugol/iodium
3. fehling A dan fehling B
4. reagen benedict
5. reugen biuret
6. reagen millon nase
7. etanol
8. kertas koran/
9. akuades
10. pipet tetes
11. dua puluh tabung reaksi dengan raknya
12. bunsen
13. gelas ukur
14. mortar dan pistil
15.parutan dan wadah plastik
16. kertas saring/saringan
Langkah Kerja :
1. Untuk pengujian kandungan nutrisi, bahan makanan yang padat sebaiknya dihancurkan/ diparut dahulu dan dijadikan larutan, masing-masing dengan 100 ml air
2. Ujilah tiap bahan makanan yang ada dengan pengujian sebgai berikut :
1. A. Pengujian Amilum
- Utuk pengujian amilum boleh menggunkan bahan padat atau larutan
- Ambil 1 ml larutan yang akan diuji dan letakkan pada tabung reaksi
- Tetesi dengan larutan lugol yang encer
- Amati perubahan warna yang tejadi pada setiap bahan makanan yang diuji. Jika menunjukkan warna biru sampai hitam berarti bahan makana tersebut mengandung amilum. Warna biru sampai hitam menunjukkan adanya ikatan antara amilum dengan lugol
- Catat makanan apa saja yang mengandung amilum
1. B. Pengujian Gula
- Masukkan 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
- Tetesi dengan fehling A dan fehling B, larutan akan bewarna biru
- Panaskan tabung reaksi yang berisi bahan makanan dan fehling A dan B tadi secara hati-hati diatas bunsen
- Amati perubahan warna yang terjadi, jika warna biru berubah menjadi hijau sampai Oranye berarti bahan makanan tersebut mengandung gula
- Jika pengujian dilakukan dengan larutan benedict bahan makanan yang mengandung gula akan bewarna jingga
- Catat makanan apa saja yang mengandung gula
1. C. Pengujian Protein
- Pengujian protein bisa menggunakan reagen biuret atau reagen millon nase
* Dengan reagen biuret
ü Ambil 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
ü Tetesi dengan 4 tetes reagen biuret, jika warnanya berubah menjadi ungu berarti mengandung protein
* Dengan reagen millon nase
ü Ambil 1 ml larutan bahan makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
ü Tetesi dengan 4 tetes reagen millon nase, akan terjadi penggumpalan yang bewarna putih
ü Panaskan tabung reaksi diatas bunsen dengan hati-hati
ü Amati perubahan warna yang terjadi, bila warna berubah menjadi merah berarti bahan makanan tersebut mnegandung protein
ü Catat makanan apa saja yang mengandung protein
1. D. Pengujian Lemak
- Pengujian lemak dapat menggunakan kertas koran atau etanol
* Debgan kertas koran
ü Tetesi larutan yang akan diuji pada kertas koran
ü Amati warna pada kertas koran, bila tampak buram, berarti bahan makanan tersebut mengadung lemak
* Dengan etanol
ü Masukkan 5 ml etanol pada tabung reaksi
ü Masukkan 2 tetes larutan bahan makanan yang akan diuji
ü Tuangkanlarutan bahan makanan dan etanol ini ke dalam tabung reksi yang berisi 5 ml air
ü Jika terbentuk emulsi putih keruh berarti bahan makanan yang diuji mengandung lemak
Hasil Pengamatan
1. A. Amilum
NO
Bahan Makanan
Warna
Warna setelah ditetesi lugol
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Putih-kuning Hitam Mengandung amilum
2 Tepung Sagu Putih kental Hitam Mengandung amilum
3 Tepung Beras Putih Hitam Mengandung amilum
4 Tahu Putih-coklat Kuning-hitam Tidak mengandung amilum
5 Roti Putih susu Hitam Tidak mengandung amilum
6 Telur Kuning Kuning-cuklat Tidak mengandung amilum
7 Jeruk Jingga Merah-hitam Tidak mengandung amilum
8 Ikan Teri Abu-hitam Jingga Tidak mengandung amilum
9 Tempe Coklat muda Coklat tua Tidak mengandung amilum
10 Kentang Jingga-merah Kuning-hitam Mengandung amilum
11 Kacang Putih-abu Abu-ungu Tidak mengandung amilum
1. B. Gula
NO
Bahan Makanan
Warna
Warna setelah ditetes fehling A & B
Warna setelah dipanaskan
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Putih-kuning Hijau-hitam Hijau-hitam Tidak mengandung gula
2 Tepung Sagu Putih kental Biru muda Biru tua Tidak mengandung gula
3 Tepung Beras Putih Putih-ungu Kuning-coklat Tidak mengandung gula
4 Tahu Putih-coklat Ungu Abu-abu Tidak mengandung gula
5 Roti Putih susu Biru Jingga Mengandung gula
6 Telur Kuning Ungu Ungu Tidak mengandung gula
7 Jeruk Jingga Hijau lumut Jingga Mengandung gula
8 Ikan Teri Abu-hitam Abu-abu Abu-abu Tidak mengandung gula
9 Tempe Coklat muda Ungu Ungu Tidak mengandung gula
10 Kentang Jingga-merah Hitam-biru Coklat-hijau Tidak mengandung gula
11 Kacang Putih-abu Ungu Ungu Tidak mengandung gula
1. C. Protein
NO
Bahan Makanan
Warna
Warna setelah ditetesi Biuret
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Putih-kuning Biru Tidak mengandung protein
2 Tepung Sagu Putih kental Biru Tidak mengandung protein
3 Tepung Beras Putih Biru Tidak mengandung protein
4 Tahu Putih-coklat Biru Tidak mengandung protein
5 Roti Putih susu Biru Tidak mengandung protein
6 Telur Kuning Ungu-putih Mengandung protein
7 Jeruk Jingga Hijau-kuning Tidak mengandung protein
8 Ikan Teri Abu-hitam Ungu Mengandung protein
9 Tempe Coklat muda Abu-abu Tidak mengandung protein
10 Kentang Jingga-merah Ungu Mengandung protein
11 Kacang Putih-abu Hijau-coklat Tidak mengandung protein
12 Mentega Kuning Kuning-biru Tidak mengandung protein
1. D. Lemak
1. Kertas Koran
NO
Bahan Makanan
Warna kertas setelah ditetes bahan makanan
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
2 Tepung Sagu Tidak buram Tidak mengandung lemak
3 Tepung Beras Tidak buram Tidak mengandung lemak
4 Tahu Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
5 Roti Tidak buram Tidak mengandung lemak
6 Telur Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
7 Jeruk Tidak buram Tidak mengandung lemak
8 Ikan Teri Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
9 Tempe Tidak buram Tidak mengandung lemak
10 Kentang Sedikit buram Sedikit mengandung lemak
11 Kacang Tidak buram Tidak mengandung lemak
12 Mentega Sangat buram Banyak mengandung lemak
1. Etanol
NO
Bahan Makanan
Keadaan bahan makanan + etanol
Keadaan bahan makanan + etanol + air
Kesimpulan
1 Tepung Terigu Emulsi putih Emulsi Mengandung lemak
2 Tepung Sagu Tidak emulsi Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
3 Tepung Beras Tidak emulsi Sedikit emulsi Mengandung sedikit sekali lemak
4 Tahu Emulsi putih keruh Emulsi Mengandung lemak
5 Roti Tidak emulsi Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
6 Telur Tidak emulsi (krem) Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
7 Jeruk Tidak emulsi Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
8 Ikan Teri Sedikit emulsi Emulsi Mengandung lemak
9 Tempe Tidak emulsi Tidak emulsi Tidak mengandung lemak
10 Kentang Emulsi putih Emulsi Mengandung lemak
11 Kacang Emulsi Emulsi Mengandung lemak
12 Mentega Emulsi putih keruh Emulsi Mengandung lemak
Analisis Data
Kita dapat melihat kandungan zat makanan pada tabel di bawah ini :
NO
Bahan Makanan
Kandungan Amilum
Kandungan Gula
Kandungan Protein
Kandungan Lemak
1 Tepung Terigu
ü
-
-
ü
2 Tepung Sagu
ü
-
-
-
3 Tepung Beras
ü
-
-
-
4 Tahu
-
-
-
ü
5 Roti
ü
ü
-
-
6 Telur
-
-
ü
-
7 Jeruk
-
ü
-
8 Ikan Teri
-
-
ü
ü
9 Tempe
-
-
-
-
10 Kentang
ü
-
ü
ü
11 Kacang
-
-
-
ü
12 Mentega
Tidak diuji pada Amilum
Tidak diuji pada Gula
-
ü
Berdasarkan hasil pengamatanmu dalam melakukan uji bahan makanan, maka jawablah pertanyaan di bawah ini :
1. Bahan makanan apa yang memiliki kandungan amilum paling tinggi?
2. Bahan makanan apa yang meamiliki kandungan gula paling tinggi?
3. Bahan makanan apa yang memiliki kandungan protein paling tinggi?
4. Bahan makanan apa saja yang memilki kandungan lemak paling tinggi?
5. Bahan makanan apa yang mengandung lebih dari satu zat organik?
JAWABAN
1. Tepung terigu, tepung beras, dan tepung sagu.
2. Roti.
3. Telur dan ikan teri.
4. Mentega.
5. Tepung terigu, roti, ikan teri, dan kentang.
Kesimpulan dan Saran
1. A. Kesimpulan
v Berdasarkan percobaan ini, diperoleh bahwa sejenis tepung mengandung paling banyak amilum, roti mengandung paling banyak gula, telur dan ikan teri mengandung paling banyak protein, dan mentega mengandung paling banyak lemak.
v Terdapat pula bahan-bahan makanan yang mengandung lebih dari satu zat organik, yakni roti, ikan teri, tepung terigu, dan kentang.
1. B. Saran
v Makanlah makanan yang sehat dan bergizi.
Rabu, 16 Desember 2009
PEMUDA DAN SOSIALISASI
Pendahuluan
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang membingungkan dirinya sendiri.
1. PEMUDA
a. Pengertian pemuda
Pemuda diebut Juga generai muda. Dalam dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda yang termasuk pemuda adalah:
- Dari segi biologis pemuda adalah seseorang yang berusia 15-30 tahun
- Dari segi budaya pemuda adalah seseorang yang berusia 13-21 tahun ke atas
- Berdasarkan angkatan kera, pemuda adalah seeorang yang berusia 18-22 tahun
- Perencanaan modern, pemuda adalah seorang yang berusia 0-18 tahun
- Berdasarkan ideologis politis, pemuda adalah seseorang yang berusia 18-30 tahu - Berdasarkan ruang lingkup tempat, pemuda adalah seseorang yang berusia 25-30 tahun
b. Hakekat Kepemudaan
Dalam suatu pendekatan klasik pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang memiliki aspirasi sendiri dan bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Hakekat kepemudaa ditinjau dari dua asumsi pokok:
- Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia dimana mengalami tiga masa mulai dari anak-anak, anak muda dan orangtua. Setiap masa memiliki arti yang hanya dimengerti dan dapat dinilai pada masa itu saja.
- Posisi pemuda dalam kehidupan. Dinamika pemuda tidak dilihat sebagian dari dinamika kehidupan, hal ini disebabkan oleh angapan bahwa pemuda tidak hanya mempunyai andil yang berarti dalam proses kehidupan bersama masyarakat.
Dua asumsi di atas kiranya akan menggugurkan pandangan klasik yang mengganggap kehidupan pemuda sebagai suatu yang abnormal. Keseimbangan antara manusia dengan lingkungnnya akan menciptakan keseimbangan yang dinamis. Ini merupakan interaksi yang bergerak, arah gerak itu sendiri biasanya ke arah baik atau sebaliknya tergantung bagaimana manusia menghadapi lingkungan.
c. Masalah Kepemudaan
Masalah kepemudaan merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi. Masalah-masalah ini muncul akibat dari pendewasaan diri seseorang serta penyesuaian diri seseorang terhdap situasi yang baru. Dahulu anak-anak mendapat pendidikan tradisional yang berpedoman pada kebiasaan serta nilai budaya dari orangtuanya, namun sekarang mereka telah menentukan jalannya sendiri..
Dewasa ini kebanyakan pemuda secara biologis dan fisik telah dewasa, namun dalam hal psikologi dan ekonomi masih tergantung dengan orangtuanya.
Satu lagi contoh di masa sekarang kebanyakan pemuda telah berumah tangga di usia muda, dan belum dapat menafkahi diri sendiri, mereka masih tergantung pada orangtua.
Menurut pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, permasaahan pemuda dapat dilihat dari beberapa aspek:
♪ social psikologis : proses pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani dipengaruhi oleh perkembangan mental dan pengaruh pergaulan negative.
♪ Social budaya: proses modernisasi mempengaruhi pendewasaan diri. Benturan antara budaya tradisional dengan modern menimbulkan perbedaan pendapat dan pendapat antara generasi muda dan generasi tua.
♪ Sosial ekonomi: pertumubuhan penduduk yang cepat serta belum meratanya hasil pembangunan mengakibatkan bertambahnya penggangguran di kalangan pemuda. Kurangnya lapagan kerja menimbulakan frustasi.
♪ Social politik: pemuda dalam politik berkebang dan cenderung mengkuti infrastruktur politik yang hidup pada suatu periode tertentu. Akibatnya makin banyak hambatan di kalangan pemuda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan masalah yang menyangkut generasi muda antara lain:
- menurunnya jiwa idelaisme, patriotisme, dan nasionalisme
- ketidakpastian masa depan generasi muda - tidak seimbangannya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
- kurangnya lapangan kerja
- kurangnya nutrisi
- banyaknya perkawinan di bawah umur
- adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
- pergaulan bebas
- meningkatkan kenakalan remaja karena narkotika dan contoh perbuatan yang tidak patut dari orangtua.
d. Peranan Pemuda dalam Masyarakat
Peranan pemuda dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
☻ Berdasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Berdasarkan peranannya dibedakan atas:
»pemuda sebagai individu penerus tradisi, oleh karena itu harus taat pada tradisi dan kebudayaan yang berlaku.
»Pemuda sebagai individu yang menyesuaikan diri baik dengan orangtua atau golongan yan berusaha mengubah tradisi
☻ Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berdasarkan peran pemuda dibedakan:
»pemuda urakan: jenis pemuda yang tidak bermaksug untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat, tetapi ingin bebas bagi dirinya sendiri
»pemuda nakal: pemuda ini tidak berniat mengadakan perubahan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan yang mereka yang anggap menguntungkan diri
☻ Pemuda radikal: pemuda-pemuda ini ingin mengadakan perubahan revolusioner.
Pera pemuda terlihat dahulu saat Indonesia menegakkan kemerdekaan. Beberapa peran pemuda antara lain:
»dalam menegakkan kemerdekaan: setelah proklamasi, pemuda membentuk organisasi
»dalam memplopori orde baru: pemberontakan PKI mempengaruhi kehidupan nyata, kemudian lahirlah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menadi pelopor mendobrak ke arah kehidupan baru yang dikenal dengan orde baru.
»dalam masyarakat:
☻ Agent of change yaitu brtugas mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat
☻ Agent of development yaitu bertugas melancarkan pembangunan disegala bidang baik fisik maupun non fisik.
☻ Agent of modernization yaitu bertugas sebagai pelopor pembaruan
2. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok dan masyarakat
a. Jenis sosialisasi
- sosialisasi primer (dalam keluarga): sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat
- sosialiasi skunder: proses sosialisasi lanjutan telah sosilisasi primer yang mempertahankan individu ke dalam kelompok tertentu
b. Tipe sosialisasi
- Formal: teradi melalui lembaga-lembaga yang berwenag menurut ketentuan yang berlaku dalam lembaga
- Informal: terdapat di mayarakat atau di dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan
c. Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Yang termasuk dalam agen sosialisasi adalah keluarga, teman pergaulan dan lembaga-lembaga pendidikan
3. Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
♣ Norma yang mengatur pribadi yang mncakup norma kepercyaan dan kesusilaan.
♣ Norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum
Belajar adalah perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belaar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan Spesialisasi adalah kekhususan yang tlah diukur oleh seseorang individu
4. Pemuda dan Identitas
Identitas apa yang diburu oleh pemuda Indonesia
Tak lama lagi delapan puluh tahun sudah terlewat para pemuda Indonesia mengikrarkan diri untuk bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yakni Indonesia. Ikrar ini mempunyai range yang sangat panjang dengan deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Boleh dikata kesadaran pemuda untuk menyatukan diri, berintegrasi dan berkonsolidasi untuk sebuah tujuan menjadi manusia mempunyai identitas dan merdeka menentukan nasibnya sendiri telah lahir.
Identitas ketertindasan dan keterjajahan tersandang pada kebanyakan negara-negara berkembang (miskin), termasuk Indonesia. Identitas inilah yang tidak enak dirasa dan didengar oleh kebanyakan rakyat. Eksploitasi daerah jajahan beserta isinya yang membuat rakyat tidak betah pada kondisi seperti ini. Oleh karena itu, format baru, identitas baru layak diburu dan diperjuangkan sebagai anti tesis atas identitas lama. Meski identitas baru memerlukan darah dan keringat (karena identitas baru bukan turun dari langit dengan tiba-tiba, tapi hasil ikhtiar rakyat). Udah tuh identitas yang diburu oleh pemuda pada saat-saat jaman dulu seperti itu. Alhasil ikhtiar pemuda untuk mewujudkan identitas baru tercapai. Yakni menjadi bangsa yang mampu menentukan nasibnya sendiri. Begitu pula pada tahun-tahun berikutnya, identitas terus diburu pemuda Indonesia hingga diproklamirkannya kemerdekaan negara ini. Meski hingga saat ini kemerdekaan yang sejati masih harus terus diburu?
Lantas apa yang harus dilakukan oleh pemuda saat ini. Merdeka sudah (anggap saja mulai tahun 1945), mengisi kemerdekaan? Seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah, pada pelajaran PMP/PPKn/Kewarganegaraan/PKn. Secara tekstual memang diajarkan dan diarahkan seperti itu, tapi kontekstualisasi masih jauh banget! Lama dan bertele-tele.
Realitas pemuda dalam menentukan identitas beda ruang dan waktu akan tentunya beda pula kontekstualisasinya. Tak banyak pemuda yang mempunyai prestasi untuk membusungkan dada bangsa ini, idetitas bangsa ini. Banyak pemuda yang notabene mempunyai pendidikan yang tinggi tapi justru mendekonstruksi rintisan identitas yang telah dilakukan oleh pemuda-pemuda yang heroik untuk mematri identitas masyarakat yang merdeka. Justru semakin banyak pemuda yang apriori terhadap kenyataan bangsa yang semakin hari semakin runyam. Perkataan seringkali muncul dari mulut, masalah negara urusan politisilah, urusan ekonomi yang kacau itu urusan para ekonom. Padahal banyak dari politisi (partai, pejabat, DPR) yang salah jalur, menelikung kepentingan rakyat. Ekonom yang meregulasikan tidak segaris dengan kebutuhan rakyat. Apa ya kita rela mempercayakannya? Apakah pemuda telah menyandang identitas frustasi? Makanya tidak perlu ikut-ikutan memikirkan urusan pemerintah. Makanya have fun saja. Persetan dengan urusan orang lain. Yang penting diri sendiri aman dan tentram. Muda, kaya dan mati masuk surga?
Hedonik! Cukup sudah. Apa iya kesenangan diri sendiri identitas pemuda Indonesia. Tapi identitas ini tak aneh. Apa yang mengindikasikannya. Melimpah ruah, berkembang pesat bisnis hiburan di tanah air. Inilah surganya para pebisnis hiburan, tapi apa ya menjadi surga bagi pemuda? Terlalu nyaman berburu hiburan melulu bisa jadi semakin lupa dengan kesusahan. Yang ada hanya kamuflase kesenangan.
5. Perguruan dan Pendidikan
Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh berbagai factor seperti kualitas sumber daya alam, sumber daya alam yang memadai, pemerintahan yang kuat dan sebagainya. Sumber daya manusia merupakan factor penting, manusia sebagai subek dan objek pembangunan. Dalam hal inilah pentingnya sebagai upaya menciptakan sumber daya alam yang berkualita. Pendidikan merupakan uaha adar dan terecana untuk mewuudkan suasana belajar dan proes pembelajaran agar peserta didik semua aktif mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Pendidikan dibedakan menadi:
a. Pendidikan formal: usaha-usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sekolah dengan mengikuti peraturan yang sudah ditentukan, termasuk perguruan tinggi
b. Pendidikan nonformal:pendidikan yang dilakukan secara teratur dan sadar namun tidak terlalu ketat mengikuti peraturan yang ada pada sekolah. Misalnya: PKK
c. Pendidikan informal: pendidikan yan diperoleh melalui pengalaman dalam kehidupan shari-hari baik sadar ataupun tidak adar seak seseorang lahir sampai tua
d. Lembaga-lembaga pendidikan di bawah departemen an non departemen, lembaga-lembaga ini disebut pusat pendidikan dan latihan
Dalam hal ini, perguruan tinggi bertanggung jawab untuk mengendalikan dan menjamin mutu pendidikan dengan standar ambang yang memadai. Ini berarti bahwa pergururan tinggi harus betul-betul menjaga mutu pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Mutu di perguruan tinggi merupakan tanggung jawab bersama di antara mahasiswa dan pengasuh perguruan tinggi melalui pengawasan satuan penjaminan mutu. Budaya belajar yang diwarisi dari sekolah dan diteruskan di perguruan tinggi masih perlu dilanjutkan oleh para lulusan di dalam kehidupan pascaperguruan tinggi.
Demikianlah melalui tanggung jawab bersama yang sinergis di antara sekolah dan perguruan tinggi diharapkan pendidikan kita dapat menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing bangsa seperti yang dicita-citakan oleh pemangku kepentingan di dalam pendidikan formal.
KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang membingungkan dirinya sendiri.
1. PEMUDA
a. Pengertian pemuda
Pemuda diebut Juga generai muda. Dalam dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda yang termasuk pemuda adalah:
- Dari segi biologis pemuda adalah seseorang yang berusia 15-30 tahun
- Dari segi budaya pemuda adalah seseorang yang berusia 13-21 tahun ke atas
- Berdasarkan angkatan kera, pemuda adalah seeorang yang berusia 18-22 tahun
- Perencanaan modern, pemuda adalah seorang yang berusia 0-18 tahun
- Berdasarkan ideologis politis, pemuda adalah seseorang yang berusia 18-30 tahu - Berdasarkan ruang lingkup tempat, pemuda adalah seseorang yang berusia 25-30 tahun
b. Hakekat Kepemudaan
Dalam suatu pendekatan klasik pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang memiliki aspirasi sendiri dan bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Hakekat kepemudaa ditinjau dari dua asumsi pokok:
- Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia dimana mengalami tiga masa mulai dari anak-anak, anak muda dan orangtua. Setiap masa memiliki arti yang hanya dimengerti dan dapat dinilai pada masa itu saja.
- Posisi pemuda dalam kehidupan. Dinamika pemuda tidak dilihat sebagian dari dinamika kehidupan, hal ini disebabkan oleh angapan bahwa pemuda tidak hanya mempunyai andil yang berarti dalam proses kehidupan bersama masyarakat.
Dua asumsi di atas kiranya akan menggugurkan pandangan klasik yang mengganggap kehidupan pemuda sebagai suatu yang abnormal. Keseimbangan antara manusia dengan lingkungnnya akan menciptakan keseimbangan yang dinamis. Ini merupakan interaksi yang bergerak, arah gerak itu sendiri biasanya ke arah baik atau sebaliknya tergantung bagaimana manusia menghadapi lingkungan.
c. Masalah Kepemudaan
Masalah kepemudaan merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi. Masalah-masalah ini muncul akibat dari pendewasaan diri seseorang serta penyesuaian diri seseorang terhdap situasi yang baru. Dahulu anak-anak mendapat pendidikan tradisional yang berpedoman pada kebiasaan serta nilai budaya dari orangtuanya, namun sekarang mereka telah menentukan jalannya sendiri..
Dewasa ini kebanyakan pemuda secara biologis dan fisik telah dewasa, namun dalam hal psikologi dan ekonomi masih tergantung dengan orangtuanya.
Satu lagi contoh di masa sekarang kebanyakan pemuda telah berumah tangga di usia muda, dan belum dapat menafkahi diri sendiri, mereka masih tergantung pada orangtua.
Menurut pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, permasaahan pemuda dapat dilihat dari beberapa aspek:
♪ social psikologis : proses pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani dipengaruhi oleh perkembangan mental dan pengaruh pergaulan negative.
♪ Social budaya: proses modernisasi mempengaruhi pendewasaan diri. Benturan antara budaya tradisional dengan modern menimbulkan perbedaan pendapat dan pendapat antara generasi muda dan generasi tua.
♪ Sosial ekonomi: pertumubuhan penduduk yang cepat serta belum meratanya hasil pembangunan mengakibatkan bertambahnya penggangguran di kalangan pemuda. Kurangnya lapagan kerja menimbulakan frustasi.
♪ Social politik: pemuda dalam politik berkebang dan cenderung mengkuti infrastruktur politik yang hidup pada suatu periode tertentu. Akibatnya makin banyak hambatan di kalangan pemuda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan masalah yang menyangkut generasi muda antara lain:
- menurunnya jiwa idelaisme, patriotisme, dan nasionalisme
- ketidakpastian masa depan generasi muda - tidak seimbangannya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
- kurangnya lapangan kerja
- kurangnya nutrisi
- banyaknya perkawinan di bawah umur
- adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
- pergaulan bebas
- meningkatkan kenakalan remaja karena narkotika dan contoh perbuatan yang tidak patut dari orangtua.
d. Peranan Pemuda dalam Masyarakat
Peranan pemuda dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
☻ Berdasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Berdasarkan peranannya dibedakan atas:
»pemuda sebagai individu penerus tradisi, oleh karena itu harus taat pada tradisi dan kebudayaan yang berlaku.
»Pemuda sebagai individu yang menyesuaikan diri baik dengan orangtua atau golongan yan berusaha mengubah tradisi
☻ Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berdasarkan peran pemuda dibedakan:
»pemuda urakan: jenis pemuda yang tidak bermaksug untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat, tetapi ingin bebas bagi dirinya sendiri
»pemuda nakal: pemuda ini tidak berniat mengadakan perubahan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan yang mereka yang anggap menguntungkan diri
☻ Pemuda radikal: pemuda-pemuda ini ingin mengadakan perubahan revolusioner.
Pera pemuda terlihat dahulu saat Indonesia menegakkan kemerdekaan. Beberapa peran pemuda antara lain:
»dalam menegakkan kemerdekaan: setelah proklamasi, pemuda membentuk organisasi
»dalam memplopori orde baru: pemberontakan PKI mempengaruhi kehidupan nyata, kemudian lahirlah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menadi pelopor mendobrak ke arah kehidupan baru yang dikenal dengan orde baru.
»dalam masyarakat:
☻ Agent of change yaitu brtugas mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat
☻ Agent of development yaitu bertugas melancarkan pembangunan disegala bidang baik fisik maupun non fisik.
☻ Agent of modernization yaitu bertugas sebagai pelopor pembaruan
2. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok dan masyarakat
a. Jenis sosialisasi
- sosialisasi primer (dalam keluarga): sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat
- sosialiasi skunder: proses sosialisasi lanjutan telah sosilisasi primer yang mempertahankan individu ke dalam kelompok tertentu
b. Tipe sosialisasi
- Formal: teradi melalui lembaga-lembaga yang berwenag menurut ketentuan yang berlaku dalam lembaga
- Informal: terdapat di mayarakat atau di dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan
c. Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Yang termasuk dalam agen sosialisasi adalah keluarga, teman pergaulan dan lembaga-lembaga pendidikan
3. Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
♣ Norma yang mengatur pribadi yang mncakup norma kepercyaan dan kesusilaan.
♣ Norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum
Belajar adalah perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belaar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan Spesialisasi adalah kekhususan yang tlah diukur oleh seseorang individu
4. Pemuda dan Identitas
Identitas apa yang diburu oleh pemuda Indonesia
Tak lama lagi delapan puluh tahun sudah terlewat para pemuda Indonesia mengikrarkan diri untuk bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yakni Indonesia. Ikrar ini mempunyai range yang sangat panjang dengan deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Boleh dikata kesadaran pemuda untuk menyatukan diri, berintegrasi dan berkonsolidasi untuk sebuah tujuan menjadi manusia mempunyai identitas dan merdeka menentukan nasibnya sendiri telah lahir.
Identitas ketertindasan dan keterjajahan tersandang pada kebanyakan negara-negara berkembang (miskin), termasuk Indonesia. Identitas inilah yang tidak enak dirasa dan didengar oleh kebanyakan rakyat. Eksploitasi daerah jajahan beserta isinya yang membuat rakyat tidak betah pada kondisi seperti ini. Oleh karena itu, format baru, identitas baru layak diburu dan diperjuangkan sebagai anti tesis atas identitas lama. Meski identitas baru memerlukan darah dan keringat (karena identitas baru bukan turun dari langit dengan tiba-tiba, tapi hasil ikhtiar rakyat). Udah tuh identitas yang diburu oleh pemuda pada saat-saat jaman dulu seperti itu. Alhasil ikhtiar pemuda untuk mewujudkan identitas baru tercapai. Yakni menjadi bangsa yang mampu menentukan nasibnya sendiri. Begitu pula pada tahun-tahun berikutnya, identitas terus diburu pemuda Indonesia hingga diproklamirkannya kemerdekaan negara ini. Meski hingga saat ini kemerdekaan yang sejati masih harus terus diburu?
Lantas apa yang harus dilakukan oleh pemuda saat ini. Merdeka sudah (anggap saja mulai tahun 1945), mengisi kemerdekaan? Seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah, pada pelajaran PMP/PPKn/Kewarganegaraan/PKn. Secara tekstual memang diajarkan dan diarahkan seperti itu, tapi kontekstualisasi masih jauh banget! Lama dan bertele-tele.
Realitas pemuda dalam menentukan identitas beda ruang dan waktu akan tentunya beda pula kontekstualisasinya. Tak banyak pemuda yang mempunyai prestasi untuk membusungkan dada bangsa ini, idetitas bangsa ini. Banyak pemuda yang notabene mempunyai pendidikan yang tinggi tapi justru mendekonstruksi rintisan identitas yang telah dilakukan oleh pemuda-pemuda yang heroik untuk mematri identitas masyarakat yang merdeka. Justru semakin banyak pemuda yang apriori terhadap kenyataan bangsa yang semakin hari semakin runyam. Perkataan seringkali muncul dari mulut, masalah negara urusan politisilah, urusan ekonomi yang kacau itu urusan para ekonom. Padahal banyak dari politisi (partai, pejabat, DPR) yang salah jalur, menelikung kepentingan rakyat. Ekonom yang meregulasikan tidak segaris dengan kebutuhan rakyat. Apa ya kita rela mempercayakannya? Apakah pemuda telah menyandang identitas frustasi? Makanya tidak perlu ikut-ikutan memikirkan urusan pemerintah. Makanya have fun saja. Persetan dengan urusan orang lain. Yang penting diri sendiri aman dan tentram. Muda, kaya dan mati masuk surga?
Hedonik! Cukup sudah. Apa iya kesenangan diri sendiri identitas pemuda Indonesia. Tapi identitas ini tak aneh. Apa yang mengindikasikannya. Melimpah ruah, berkembang pesat bisnis hiburan di tanah air. Inilah surganya para pebisnis hiburan, tapi apa ya menjadi surga bagi pemuda? Terlalu nyaman berburu hiburan melulu bisa jadi semakin lupa dengan kesusahan. Yang ada hanya kamuflase kesenangan.
5. Perguruan dan Pendidikan
Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh berbagai factor seperti kualitas sumber daya alam, sumber daya alam yang memadai, pemerintahan yang kuat dan sebagainya. Sumber daya manusia merupakan factor penting, manusia sebagai subek dan objek pembangunan. Dalam hal inilah pentingnya sebagai upaya menciptakan sumber daya alam yang berkualita. Pendidikan merupakan uaha adar dan terecana untuk mewuudkan suasana belajar dan proes pembelajaran agar peserta didik semua aktif mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Pendidikan dibedakan menadi:
a. Pendidikan formal: usaha-usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sekolah dengan mengikuti peraturan yang sudah ditentukan, termasuk perguruan tinggi
b. Pendidikan nonformal:pendidikan yang dilakukan secara teratur dan sadar namun tidak terlalu ketat mengikuti peraturan yang ada pada sekolah. Misalnya: PKK
c. Pendidikan informal: pendidikan yan diperoleh melalui pengalaman dalam kehidupan shari-hari baik sadar ataupun tidak adar seak seseorang lahir sampai tua
d. Lembaga-lembaga pendidikan di bawah departemen an non departemen, lembaga-lembaga ini disebut pusat pendidikan dan latihan
Dalam hal ini, perguruan tinggi bertanggung jawab untuk mengendalikan dan menjamin mutu pendidikan dengan standar ambang yang memadai. Ini berarti bahwa pergururan tinggi harus betul-betul menjaga mutu pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Mutu di perguruan tinggi merupakan tanggung jawab bersama di antara mahasiswa dan pengasuh perguruan tinggi melalui pengawasan satuan penjaminan mutu. Budaya belajar yang diwarisi dari sekolah dan diteruskan di perguruan tinggi masih perlu dilanjutkan oleh para lulusan di dalam kehidupan pascaperguruan tinggi.
Demikianlah melalui tanggung jawab bersama yang sinergis di antara sekolah dan perguruan tinggi diharapkan pendidikan kita dapat menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing bangsa seperti yang dicita-citakan oleh pemangku kepentingan di dalam pendidikan formal.
KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
Langganan:
Postingan (Atom)